KISAH - Saat Jakarta Melarang, Tangerang Pesta Pora

KISAH - Saat Jakarta Melarang, Tangerang Pesta Pora
KISAH - Saat Jakarta Melarang, Tangerang Pesta Pora (Foto : )
Foto: Ilustrasi Jagatnatha[/caption]Meditasi menikmati sensasi inderawi pada ruang dan waktu itu. Dengan demikian akan memunculkan sensasi syukur pada diri paripurna. Manusia.Ya, manusia yang mampu berterima kasih bahwa masih bisa menikmati segala sensasi inderawi. Berterima kasih pada makanan. Berterima kasih pada yang telah mempersiapkannya hingga siap santap. Semua ini membahagiakan.Terapi? Ya, terapi diri untuk selalu sadar. Sadar pada pilihan yang kita putuskan. Memilih tempat makan bagi saya adalah pemenuhan kebutuhan jiwa, bukan sekedar kebutuhan badan atau perut.Lokasi makan yang menyenangkan dan menenangkan akan menjadi oase di tengah hiruk pikuk kehidupan kota yang padat, penat, panas dan ganas.
KISAH - Saat Jakarta Melarang, Tangerang Pesta PoraFoto: Instagram: @lot9bintaro Begitulah hingga akhirnya kuda besi saya pacu dari Pasar Rebo, Jakarta Timur menuju Jalan Arteri Bintaro No. 78, Bintaro Jaya Sektor 9. Mengapa pilihannya ke sana? Karena data itulah yang muncul di benak pertama kali.[caption id="attachment_385794" align="alignnone" width="600"]
KISAH - Saat Jakarta Melarang, Tangerang Pesta Pora Foto: Instagram: @lot9bintaro[/caption]Pintu masuknya mirip gang, Anda tak akan menyangka kalau di sini ada restoran berhalaman luas. Meski di masa pandemi begini, saya diijinkan makan di tempat. Iga bakar madu menjadi pilihan pembunuh lapar. Sedangkan es teh sereh menjadi pilihan pembasmi haus.Itu hanyalah intro. Bukan itu yang akan saya ceritakan.
Nikmati santapanmu dengan penuh syukur. Tak usah terburu-buru. Ada banyak kasih sayang di sana.