Geliat usaha kerajinan batik tulis khas kampung pesilat di Kabupaten Madiun, Jawa Timur justru kian eksis serta mulai merambah pasar internasional, diantaranya Malaysia dan Afrika Selatan.
Batik tulis khas kampung pesilat yang diproduksi oleh perajin rumahan di Desa Sendangrejo, Madiun kian eksis dan popular, bahkan pemasaranya kini mulai merambah ke pasar internasional.Batik tulis dengan motif pesilat dibuat sesuai ikon Kabupaten Madiun sebagai kampung pesilat. Pengerjaannya dilakukan tangan-tangan terampil, mulai anak muda hingga ibu-ibu rumah tangga.[caption id="attachment_384979" align="alignnone" width="900"] Foto: Miftakhul Erfan | ANTV[/caption]Meskipun pandemi Covid-19 berdampak pada sektor usaha kerajinan batik di Kabupaten Madiun namun Batik Purnomo dengan ciri khas motif pesilat ternyata ramai diburu pembeli.Batik Purnomo tak hanya dipasarkan di lokal Kabupaten Madiun namun juga batik motif pesilat ini telah diekspor ke Malaysia dan juga Afrika Selatan. Bahkan belum lama ini juga mengikuti pameran di Bangladesh.Karena masih suasana pandemi Covid-19, pemasaran batik ini hanya melalui media sosial dan juga banyak dibantu teman, saudara maupun warga desa yang bekerja di luar negeri sebagai TKI dengan membawa sampel kain batik kemudian proses pembelian melalui jasa pengiriman paket ke luar negeri.[caption id="attachment_384980" align="alignnone" width="900"]
Foto: Miftakhul Erfan | ANTV[/caption]Selain kualitasnya terjamin, harganyapun relatif murah. Kain batik dengan panjang 2 meter lebih dijual seharga Rp200 ribu hingga Rp600 ribu tergantung warna dan tingkat kesulitan motif. Demikian dikatakan Rini Susanti, pengusaha kerajinan batik khas kampung pesilat Madiun.Rini juga berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengajak seluruh masyarakat kembali meramaikan batik local. Dengan demikian para pengusaha dan perajin batik yang saat ini tengah lesu akibat dampak pandemi Corona bisa kembali bergeliat memulai produksi. Miftakhul Erfan | Madiun, Jawa Timur
Baca Juga :