Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Selain bangunan candi yang cukup besar dan banyak, ada arca yang sangat menonjol di kompleks ini. Yaitu sepasang arca raksasa besar yang saling berhadapan. Letaknya mengapit pintu gerbang masuk kompleks candi. Dari informasi yang saya dapatkan, dua arca tersebut adalah penjaga. Namanya
Dwarapala. Dijelaskan di situs cagara budaya Kemendikbud RI, Dwarapala adalah arca dalam posisi duduk jongkok tegak menghadap kedepan, memakai jamang atau perhiasan yang dikenakan diatas dahi dibawah mahkota. Perutnya buncit, rambutnya lurus sebahu, mata melotot, memakai anting, dan gigi bertaring. Posisinya duduk agak jongkok, tangan kanannya memegang gada. Dwarapala memakai kain yang dililitkan di pinggang sampai lutut, dengan beberapa oerhiasan di lengan, tangan, dan pergelangan kaki.Dalam ajaran Siwa Budha, Dwarapala adalah penjaga gerbang atau pintu. Biasanya dwarapala diletakkan di luar candi, kuil atau bangunan lain untuk melindungi tempat suci atau tempat keramat di dalamnya.[caption id="attachment_384755" align="alignnone" width="900"]
Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Candi Sewu secara arsitektur sangat indah. Beda dengan Candi Borobudur yang terkesan besar melebar, Candi Sewu yang juga bercorak Buddha justru ramping ke atas mirip dengan Candi Prambanan yang bercorak Hindu.Menurut informasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, meskipun Raja Kerajaan Mataram pada saat itu beragama Hindu, tetapi masih memiliki hubungan yang kuat dengan Wangsa Syailendra yang beragama Buddha. Hal itu diperkuat dengan perkawinan Raja Mataram Rakai Pikatan yang beragama Hindu dengan Pramodawardhani yang beragama Buddha. Teguh Joko Sutrisno | Klaten, Jawa Tengah
Baca Juga :