Sunan Kalijaga kemudian menancapkan tongkatnya ke tempat lain tak jauh dari titik semburan api. Di sinilah akhirnya tanah mengeluarkan semburan air bersih dan bening.Titik ini akhirnya diberi nama
Sendang Dudo . Lubang semburan air memiliki diameter tiga meter dan kedalaman sekitar dua meter. Sesampainya di Demak barang - barangnya yang dibawa diteliti. Ternyata ada yang ketinggalan di Mrapen, berupa sebuah Umpak (alis tiang). Sunan Kalijaga menyatakan umpak itu tidak perlu diambil sebab nantinya akan banyak gunanya. Batu umpak itu kemudian dikenal dengan Watu Bobot.
Setiap malam Jumat Kliwon selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah dengan maksud tertentu .Suatu saat, Sunan Kalijaga memerintahkan Mpu Supa untuk membuat keris di Mrapen. Maka Mpu Supa pergi ke Mrapen, pembakaran material besinya digunakan api abadi. Watu Bobot digunakan sebagai landasan menempa. Sedang air Sendang Dudo digunakan sebagai penyepuhnya. Aneh, air yang tadinya jernih setelah dipakai untuk menyepuh keris berubah warna menjadi kuning kecoklatan sampai sekarang.
Baca Juga :