Donald Trump Diberi Obat Eksperimental COVID-19 Saat Dirawat di Rumah Sakit

Donald Trump Diberi Obat Eksperimental COVID-19 Saat Dirawat di Rumah Sakit (Foto: Twitter@DonaldJ.Trump)
Donald Trump Diberi Obat Eksperimental COVID-19 Saat Dirawat di Rumah Sakit (Foto: [email protected]) (Foto : )

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump diketahui dirawat di rumah sakit militer untuk perawatan COVID-19. Menurut pejabat White House, Trump diketahui diberi obat antibody cocktail eksperimental COVID-19.

Dr. Sean Conley, dokter kepresidenan yang merawat Trump mengatakan, Trump merasakan lelah. Namun tetap semangat setelah menerima dosis intravena dari antibodi ganda Regeneron Pharmaceuticals Inc. Dikutip dari Asiaone, selain menerima obat eksperimental itu. Trump juga mengonsumsi penguat imun seperti, zink vitamin D, aspirin, dan obat-obatan generik lainnya.

Sebelumnya, Trump dipindahkan ke suite khusus di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland. Pemindahan dilakukan untuk menjalani perawatan beberapa hari ke depan. Obat Regeneron, REGN-COV2, adalah bagian dari kelas obat COVID-19 eksperimental yang dikenal sebagai antibodi monoklonal.

Yakni salinan buatan antibodi manusia terhadap virus. Kini salinan itu sedang dipelajari untuk digunakan pada pasien dengan penyakit awal. "Dokter yang merawat Trump harus cukup prihatin dengan apa yang mereka lihat. Sehingga mereka memutuskan untuk menggunakan obat eksperimental. Obat eksperimental menurut definisi berisiko," kata DFr. Edward Jones-Lopez.

Spesialis penyakit menular di Keck School of Medicine of the Universitas California Selatan di Los Angeles. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang menempel dan menetralkan virus yang menyerang. Sedangkan Koktail Regeneron yang berisi antibodi yang dibuat oleh perusahaan. Dan yang kedua antibodi manusia yang pulih dari COVID-19 yang dirancang sedemikian rupa. Sehingga dua antibodinya mengikat protein lonjakan virus corona. Hak itu dimungkinkan untuk membatasi kemampuan virus melarikan diri.

"Masalahnya adalah kami tidak memiliki perawatan yang baik untuk orang dengan COVID-19 ringan. Saya membayangkan mereka melakukan ini karena mereka berharap ini berisiko relatif rendah," kata seorang dokter penyakit menular di Massachusetts Rumah Sakit Umum di Boston, Dr. Rajesh Gandhi Data sejauh ini terbatas untuk antibodi COVID-19.

Tetapi kepala penyakit menular AS Dr. Anthony Fauci termasuk di antara mereka yang mengatakan bahwa teknologi tersebut menjanjikan. Regeneron, minggu ini melaporkan hasil uji coba yang menunjukkan bahwa obatnya memperbaiki gejala pada pasien COVID-19.