Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau populer juga disebut Kraton Solo, punya museum yang menyimpan aneka benda pusaka, benda bersejarah, serta benda seni dan budaya. Jika Anda Berkunjung ke Kraton ini, harus mematuhi aturannya, termasuk tidak boleh foto sembarangan.
Lokasi museum berada di sebelah kanan dari Kraton utama. Sebagai informasi, karena masa pandemi Museum Kraton Surakarta masih ditutup dan akan diumumkan kalau nanti dibuka lagi. Nah, sambil menunggu buka, ada baiknya saya berbagi pengalaman saat mengunjungi museum ini beberapa waktu lalu.[caption id="attachment_381265" align="alignnone" width="900"] Koleksi foto para raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Foto: ANTV/ Teguh Joko Sutrisno)[/caption]Museum Kraton Surakarta menempati dua bangunan panjang yang disekat menjadi ruang-ruang. Dulu tempat ini dipakai untuk kantor para pegawai Kraton pada masa Sunan Pakubuwono X. Setelah tidak dipakai kantor lagi kemudian dipugar menjadi museum.Beruntung waktu saya ke sini saat itu, ada rombongan kecil yang dipandu oleh abdi dalem yang bertugas sebagai guide. Saya ikut nimbrung aja di belakang. Menelusuri ruang-demi ruang dimulai dari gedung sebelah barat. Tepatnya dari ruang yang menyimpan koleksi foto para raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dari masa ke masa. Di situ juga ada koleksi kursi raja, koleksi pakaian kebesaran, almari, hingga atribut kerajaan. Dari sinilah kemudian menelusuri 12 ruang selanjutnya. Masing-masing menyimpan koleksi sesuai tema. Antara lain ruang pamer seni dan budaya, perlengkapan upacara adat, peralatan pertanian, koleksi senjata, ruang pamer kereta kencana, dan lain-lain.[caption id="attachment_381267" align="alignnone" width="900"]
Salah satu koleksi kereta kencana di Museum Kraton Surakarta (Foto: ANTV/ Teguh Joko Sutrisno)[/caption]Salah satu yang perlu dicatat tebal-tebal adalah saat memasuki ruang seni dan budaya. Disitu dipamerkan aneka bentuk wayang dan bahan-bahannya. Namun ada satu koleksi yang tidak boleh difoto. Ingat ya, tidak boleh difoto. Kata abdi dalem yang memandu tadi, deretan wayang kulit yang dipasang berderet layaknya pagelaran wayang merupakan koleksi milik Sunan Pakubuwono IV."Jadi umur wayang ini sudah lebih dari 200 tahun. Dulu dipakai khusus untuk pergelaran menyambut tamu seperti opsir Belanda, duta negara sahabat, dan lain-lain," jelasnya.Entah mengapa tidak boleh difoto, beliau bapak pemandu tidak menjelaskannya. Pokoknya ikuti aturan saja.Selain wayang tadi, ada lagi yang juga tidak boleh memotretnya sembarangan. Yaitu salah satu kereta kencana. Kalau mau motret minta tolong sama abdi dalem yang ada di situ. Cirinya memakai baju adat lengkap dengan blangkon. Sebelum motret beliau bapak abdi dalem akan membaca doa dulu.Masih ada lagi beberapa aturan yang harus ditaati. Antara lain tidak memakai topi, dan tidak memakai kaca mata hitam. Dulu waktu bagian dalam keraton masih buka, pengunjung juga harus memakai samir atau kain yang dipakai seperti kalung. Pengunjung yang memakai sandal harus melepasnya, tapi yang pakai sepatu aman kok, tak perlu dilepas.Teguh Joko Sutrisno| Solo, Jawa Tengah
Baca Juga :