Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh kembali mengingatkan media agar tak menjadi penandus sosial, kegersangan sosial. Maksudnya?
Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh mengatakan pentingnya insan media memahami konten dan konteks suatu hal terlebih dahulu. Setelah paham baru dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat atau publik.Hal itu dikatakannya dalam acara Pelatihan untuk Media Bisnis Proses Minyak dan Gas Bumi yang digelar secara virtual oleh JSK Petroleum Academy, Jumat (25/9/2020).Menurutnya, saat ini perubahan adalah suatu keniscayaan. Semua terjadi pergeseran, baik beban kerja maupun tempat kerja."Dulu yang namanya pekerjaan kita cenderung ada kedekatan secara fisik. Namun sekarang kedekatan fisik berkurang. Dulu belum otomatisasi sekarang sudah banyak otomatisasi," katanya.Meski demikian, dalam menghadapi tantangan yang kian berat yang perlu penyelesaian lebih cepat ini, Indonesia memiliki tiga modal utama yang luar biasa besar.Ketiga modal utama itu adalah bonus demografi, digital dan nilai-nilai ke-Indonesiaan untuk kejayaan Indonesia pada 2045 mendatang.Oleh karena itu menurut Mohammad, pers tidak boleh menjadi penandus sosial, kegersangan sosial yang bermuara pada matinya semaian nilai-nilai kebenaran dan keadilan."Pers harus mampu menciptakan atmosfir agar seluruh rakyat Indonesia bisa naik gerbong menuju stasiun kejayaan indonesia 2045," katanya.Menurutnya, kualitas kemerdekaan pers ditentukan kompetensi, integritas, perlindungan, dan kesejahteraan jurnalis. Keempat hal itu adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.Sementara Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) John S Karamoy mengatakan, media sangat penting bagi semua pemangku kepentingan.Apalagi sektor minyak dan gas (migas) adalah industri multi kompleks dan penuh regulasi. Karena itu pelatihan ini penting untuk meningkatkan pemahaman para jurnalis memahami sektor migas lebih baik lagi,
Baca Juga :