Untuk Pertama Kalinya Jokowi Berpidato di Sidang Umum PBB

markas PBB
markas PBB (Foto : )
Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan berpidato di Sidang Umum PBB Rabu pagi secara virtual. Ini pertama kalinya Jokowi berpidato di acara tersebut setelah sebelumnya selalu diwakili oleh Jusuf Kalla.
Sidang Umum PBB yang digelar di New York, Amerika Serikat (AS), digelar semi virtual karena masih dihadiri seorang wakil dari tiap delegasi. Untuk delegasi ini diwakili oleh Perwakilan Tetap Indonesia untuk PBB.Menteri Luar Negeri Retno Marsudi lewat akun Twitter-nya kemarin menyebut, Presiden Jokowi dijadwalkan akan berpidato pada pukul 7 pagi ini secara virtual. "Presiden  Jokowi akan bergabung bersama Kepala Negara lain dan berbicara di depan Sidang Umum PBB ke-77,
 besok, 23 September 2020, 07.00 WIB," cuit Retno kemarin. Ini merupakan pidato perdana Jokowi di Sidang Umum PBB. Dalam berbagai sidang sebelumnya, saat pemerintahan Jokowi periode pertama, delegasi Indonesia diwakili Wakil Presiden Jusuf Kalla sebanyak 5 kali.Selain Jokowi, banyak kepala negara atau kepala pemerintahan yang akan berpidato di sidang ini.PBB mencatat ada 120 kepala negara dan 54 kepala pemerintahan yang akan berpidato secara virtual.Memang pidato secara virtual membuat lebih banyak pemimpin negara yang dapat ikut serta. Sebelumnya, hanya ada 70-80 pemimpin negara yang ikut debat umum.Namun lantaran digelar secara virtual, tidak ada lagi lobi-lobi yang biasanya digelar di sela-sela sidang. Padahal dari lobi-lobi itu kerap menghasilkan berbagai kesepakatan penting.Dalam Sidang Umum PBB kali ini, Presiden AS Donald Trump mengaku  optimis bisa mengalahkan pandemi Covid-19. Tapi saat bersamaan ia juga menyalahkan China dan WHO yang disebut kaki tangan China.Sementara Presiden China Xi Jinping menolak tuduhan itu dengan menyebut Beijing menolak adanya stigmasisasi atau politisasi dari virus corona.Menanggapi memanasnya hubungan AS dengan China, Sekjen PBB Antonio Guterres mengimbau agar jangan sampai ada perang dingin baru karena akan sangat merugikan dunia. VOA Indonesia