Benyamin sempat membuat Orkes Kaleng Rombeng menjadi cikal bakal kiprah Benyamin Sueb nyemplung di dunia seni.
Sosok seniman legendaris Betawi, Benyamin Sueb kini ditampilkan menjadi ikon mesin pencarian Google Doodle pada hari ini Selasa (22/9/2020).
Tampak dalam laman Google, komedian Betawi ini mengenakan kaos oblong serta kopiah hitam bersarung yang diselempangkan mengitari lehernya.
Kemudian roll film pita seloloid, kompor meledug, terompet dan tak lupa ondel-ondel disisipkan untuk mempertegas kehadiran sang legenda.
Hasil penelusuran antvklik, Benyamin Sueb adalah seorang seniman Betawi asli yang mendedikasikan hidupnya untuk kebudayaan Betawi sampai akhir hayat hidupnya.
Berbagai karya-karya besar sebagai seniman Betawi sampai kini masih dinikmati banyak orang dengan segala macam ciri khasnya.
[caption id="attachment_377291" align="alignright" width="833"]
(Tangkap layar Google)[/caption]
Benyamin Sueb (lahir di Batavia, 5 Maret 1939 – meninggal di Jakarta, 5 September 1995 pada umur 56 tahun) adalah pemeran, pelawak, sutradara dan penyanyi Indonesia. Benyamin menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film, tulis wikipedia.
Kehidupan Benyamin Sueb kecil memang penuh lika liku. Sifatnya yang jahil dan humoris kerap muncul disenangi teman-temannya. Bakat seni yang mengalir rupanya ditularkan dari dua kakeknya.
Engkong (kakek) Saiti, peniup klarinet dan Haji Ung alias Jiung pemain Dulmuluk, adalah pemain teater rakyat yang cukup terkenal di zaman hindia Belanda.
Darah seni benar-benar mendarah daging bagi ayah 9 anak dari dua istri ini. Bersama 7 kakaknya, Benyamin sempat membuat Orkes Kaleng Rombeng menjadi cikal bakal kiprah Benyamin Sueb nyemplung di dunia seni.
Benyamin tanpa ragu membuat alat-alat musik dari barang-barang bekas yang berada disekitarnya. Kotak obat disulap menjadi rebab, stem basnya dari kaleng drum minyak besi, keroncong dari kaleng biskuit melantunkan lagu-lagu Belanda tempo dulu.
Meski sempat bersekolah di ujung SD di Bandung, takdir membawanya kembali ke Jakarta di masa SMP di Taman Madya Cikini. Melanjutkan bangku kuliah di Akademi Bank Jakarta meski tak tamat, segudang pengalaman hidup pernah dicicipinya.
Sempat menjadi kondektur bus bahkan bekerja dibawah naungan kemiliteran TNI AD pun pernah dilakoninya.
Tak patah arang, Benyamin kembali menekuni musik dan membentuk grup band Melodyan Boy yang melahirkan lagu fenomenal “Nonton Bioskop” dan “Si Jampang” yang akrab di telinga.
Tak hanya itu Benyamin sangat berjasa dalam mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya Gambang Kromong. Lewat kesenian ini juga, nama Benyamin Sueb semakin dikenal oleh masyarakat luas.
Kesuksesan Benyamin Sueb di industri musik berawal saat dirinya bergabung dengan grup Naga Mustika. Grup itulah yang mengantarkan namanya menjadi salah satu penyanyi yang terkenal Indonesia. Beberapa lagu Benyamin Sueb, di antaranya berjudul “Kompor Mleduk”, “Tukang Garem”, "Tukang Kridit" dan “Sang Kodok” mewabah kocak dan enak didengar .
Bukan Benyamin Sueb bila tak pandai mengembangkan warna musiknya. Tak heran, penyanyi Ida Royani pun dirangkulnya dalam mempopulerkan lagu-lagu bernuansa Betawi kala itu.
Seperti lagu-lagu “Disini Aje", "Yang Paling Enak","Begini Begitu" bersama Ida Royani menghiasi warna musik Betawi ramai menjadi hits dijamannya.
Bahkan film-filmnya seperti “Benyamin Tukang Ngibul”, “Betty Bencong Selebor“, “Samson Betawi” bahkan film “Intan Berduri” (1973) dan “Si Doel Anak Modern” (1975) berhasil meraih Piala Citra.
Untuk mengenang jasa-jasanya Benyamin Sueb mendapat penghargaan bintang budaya tertinggi terhadap kebudayaan nasional diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2011.
Baca Juga :