Dituduh Terjangkit Covid-19, Puluhan Buruh Perkebunan Sawit Diusir dan PHK.

Dituduh Terjangkit Covid-19, Puluhan Buruh Perkebunan Sawit Diusir dan PHK.
Dituduh Terjangkit Covid-19, Puluhan Buruh Perkebunan Sawit Diusir dan PHK. (Foto : )
Buruh-buruh ini jumlahnya puluhan. Mayoritas perempuan. Berasal dari Nusa Tenggara Timur. Mengais rezeki di ladang perkebunan kelapa sawit di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Mereka diusir dan dipaksa menerima PHK oleh perusahaan mereka. Apa pasal? Dituding terjangkit Covid-19! Lalu, kepada siapa mereka mengadu?
Puluhan buruh perkebunan kelapa sawit dari Kutai Barat ini terlantar. Mayoritas perempuan. Mereka adalah perantauan dari Nusa Tenggara Timur. Mengais rejeki sebagai buruh sawit di Kampung Begai, Kecamatan Muara Lawa, Kutai Barat. Mengadu ke kantor Dinas Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Timur di Jalan Kemakmuran, Kota Samarinda. Berusaha menumbuhkan asa kembali setelah diusir pihak perusahaan perkebunan dan dipaksa menerima PHK. Apa pasal? Mereka dituding sudah terjangkit Covid-19! Benarkah? Tidak! Puluhan buruh itu telah menjalani tes Covid-19 dan hasilnya non reaktif Covid-19. Mereka meminta perlindungan dan bantuan agar pihak perusahaan membayar hak mereka atas kerja lima tahun di perkebunan sawit. [caption id="attachment_376884" align="alignnone" width="900"]
Dituduh Terjangkit Covid-19, Puluhan Buruh Perkebunan Sawit Diusir dan PHK. Foto: Asho Andi Marmin | ANTV[/caption] Sudah sebulan mereka terlantar di Samarinda. Untuk memenuhi kebutuhan hidup hanya mengandalkan sumbangan dari donatur dan organisasi serikat buruh yang ada di Samarinda. Perwakilan serikat buruh sudah berupaya mediasi para buruh dengan pihak perusahaan perkebunan namun tidak ada itikad baik. Demikian disampaikan Cornelius, Wakil Ketua Serikat Pekerja Nasional Kaltim. Sementara pihak Dinas Tenaga Kerja belum bisa memberi keterangan resmi terkait terlantarnya puluhan buruh perkebunan sawit ini. Para buruh akan segera meninggalkan kantor dinas setelah hak mereka dipenuhi atas pemutusan kerja yang dilakukan sepihak ini. Asho Andi Marmin | Samarinda, Kalimantan Timur