KROSCEK: Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber Mengaku Dibiayai Megawati dan PKI

jaber fi
jaber fi (Foto : )
Muncul di medial sosial, unggahan gambar yang menyebut pelaku penusukan Syekh Ali Jaber mengaku dibiayai Megawati dan PKI.
Beredar di media jejaring sosial Facebook, unggahan gambar tangkapan layar dari akun bernama Aru Saja. (Saat artikel ini dibuat unggahan ini sudah tidak bisa diakses, bahkan ada pengguna
Facebook menyebut akunnya langsung hilang), Unggahan yang dibagikan tanggal 15 September 2020 ini, memperlihatkan gambar tangkapan layar video di YouTube yang berjudul “[TERKUAK] Ini Tokoh Yang Membiayai Alfin Untuk Menikam Syekh Ali Jaber”. Dalam kolom statusnya pemilik akun Aru Saja menyantumkan narasi sebagai berikut: “atas dasar pengakuan si pelaku penusukan syeh ali jaber itu tlh di biyayai oleh megawati dan sekutunya PKI di blakang nya terbongkar sudah semua nya … bahwa megawati berencana untuk menghabisi alim ulama kiyai ustad penda’i di indonesia ini ……. kita harus bela ulama untuk memerangi mereka komunis PKI megawati … laktatullah…” Narasi itu disertai dengan gambar tangkapan layar Video yang diunggah oleh kanal Dakwah Islam itu telah ditonton lebih dari 889 ribu kali. Dalam thumbnail video ini, terdapat foto pelaku penusukan Syekh Ali Jaber, Alfin Andrian, serta teks yang berbunyi “Tokoh yang Membiayai Alfin untuk Menikam Syekh Ali Jaber”. [caption id="attachment_376572" align="alignnone" width="329"] Status dan unggahan akun Aru Saja. (Foto: Screenshot Facebook/Aru Saja)[/caption] Lantas benarkah klaim dari sumber menyebut pelaku penusukan Syekh Ali Jaber membuat pengakuan telah dibiayai oleh Megawati dan PKI? Berikut krosceknya. Seperti dilansir laman turnbackhoax.id, Minggu (20/9/2020), mengacu dari Tempo.co, klaim adanya pengakuan dari pelaku penusukan Syekh Ali Jaber bahwa ia dibiayai oleh Megawati dan PKI adalah klaim yang tidak benar, Faktanya, tidak terdapat pengakuan dari pelaku penusukan Syekh Ali Jaber bahwa ia dibiayai oleh Megawati dan PKI di video yang disertakan dalam unggahann itu. Kemudian menelusuri pemberitaan di media kredibel dengan memasukkan kata kunci “pelaku penusukan Syekh Ali Jaber mengaku dibiayai Megawati dan PKI” ke mesin pencarian Google. tidak ditemukan berita dengan judul semacam itu di situs-situs media mana pun. Dari penelusuran video sesuai gambar tangkapan layarnya yang diunggah oleh akun Aru Saja, merupakan video YotuTube milik kanal Dakwah Islam, diunggah pada 14 September 2020 dengan judul “[TERKUAK] Ini Tokoh Yang Membiayai Alfin Untuk Menikam Syeh Ali Jaber”. [caption id="attachment_376573" align="alignnone" width="616"] Video kanal YouTube @Dakwah Islam, [TERKUAK] Ini Tokoh Yang Membiayai Alfin Untuk Menikam Syekh Ali Jaber". (Foto: Screenshot YouTube/@Dakwah Islam)[/caption]Video yang berdurasi 11 menit 5 detik itu terdiri dari dua segmen. Segmen pertama, dari detik ke-8 hingga menit 2:39, berisi komentar dari seorang pria berbaju dan berserban putih mengenai penusukan Syekh Ali Jaber. Pria itu heran mengapa Syekh Ali Jaber, seorang ulama yang lembut dan kalem, bisa menjadi target pembunuhan. Pria ini pun menyinggung soal PKI. “Upaya pembunuhan terhadap Syekh Ali Jaber di bulan September ini mengingatkan saya pada peristiwa berdarah pembantaian PKI yang juga terjadi di bulan September. Maka, saran saya, mari kita umat Islam, para pemuda, laskar-laskar, di mana pun antum berada, jaga para ulama kita, para kiai kita, para habib kita, kawal mereka di mana pun mereka berada,” kata pria itu. Adapun segmen kedua, dari menit 2:39 hingga akhir, menayangkan rekaman dakwah Syeh Ali Jaber. Tidak terdapat pengakuan dari pelaku penusukan Syekh Ali Jaber bahwa ia dibiayai oleh Megawati dan PKI. Sebagai update terkini, kasus penusukan ini, dilansir dari nasional.tempo.co, artikel edisi 16 September 2020, berjudul, “Polda Lampung: Penusukan Syekh Ali Jaber Terencana”, dijelaskan bahwa pelaku penusukan sudah merencanakan perbuatannya. Seperti terangkum lengkap dari artikel, berikut ini: [caption id="attachment_376574" align="alignnone" width="458"] Artikel "Penusukan Syekh Ali Jaber Terencana" (Foto: Screenshot nasional.tempo.co)[/caption] TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Humas Polda Lampung Zahwani Pandra Arsyad mengatakan pelaku penusukan Syekh Ali Jaber, Alfin Andrian, sudah merencanakan perbuatannya. Menurut Pandra, pelaku sudah lama ingin melukai Syekh Ali Jaber."Motif pelaku itu merasa terbayangi Syekh Ali Jaber. Beberapa saksi mengatakan saat kegiatan ceramah itu (pelaku) gelisah mendengar suara Syekh Ali Jaber yang membuatnya kemudian bergerak (melakukan penusukan)," kata Pandra saat dihubungi, Rabu 16 September 2020.Pandra mengatakan pelaku dan korban tidak saling mengenal, namun Alfin kerap mendengarkan ceramah Syekh Ali Jaber di berbagai media. Selama mendengarkan ceramah tersebut, pelaku selalu terbayang ingin melakukan tindakan melukai Syekh Ali Jaber.Saat pelaku mendengar suara Syekh Ali Jaber saat mengisi acara dakwah di Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, yang berlokasi di dekat rumahnya, niatan yang sudah lama terpendam muncul kembali."Bunyi speaker itu terdengar sampai rumahnya. Ada beberapa saksi yang mengatakan dia (pelaku) di rumah itu gelisah. Masjid Falahuddin ini tidak terlalu jauh dari rumahnya sehingga terusik niatan dia," tuturnya.Alfin kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan polisi menjeratnya dengan pasal berlapis, yakni Pasal 340 juncto Pasal 53 KUHP subsider Pasal 38 juncto Pasal 53 subsider Pasal 351 ayat 2, dan UU Darurat No. 12 Tahun 1951 Pasal 2 ayat 1."Perencanaan percobaan pembunuhan, terhadap seseorang, yang akibat tindakannya melukai orang lain dan menggunakan senjata tajam tanpa izin," kata Pandra.Syekh Ali Jaber ditusuk pada Ahad lalu, 13 September 2020 saat tengah mengisi acara dakwah di Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung. Saat sedang sesi foto bersama jamaah, AA tiba-tiba menerobos maju dan berusaha menusuk Syekh Ali Jaber. Dari kroscek dan penjelasan, dapat disimpulkan unggahan yang dibagikan akun Facebook Aru Saja, yang disebut adanya pengakuan dari pelaku penusukan Syekh Ali Jaber bahwa ia dibiayai oleh Megawati dan PKI adalah tidak benar. Informasi termasuk kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.