Nikmat bin Lezat Ingkung Kelinci sebagai Obat Asma

Nikmat bin Lezat Ingkung Kelinci sebagai Obat Asma
Nikmat bin Lezat Ingkung Kelinci sebagai Obat Asma (Foto : )
bakso.[caption id="attachment_375406" align="alignnone" width="900"]
Nikmat bin Lezat Ingkung Kelinci sebagai Obat Asma Kelinci siap olah. Daging, hati maupun empedunya dipercaya berkhasiat. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Doyan atau tidak doyan memang masalah selera. Juga faktor sudah biasa atau belum biasa makanan itu dikonsumsi.Dulu ketika bebek goreng mulai muncul ya sama. Agak-agak gimana gitu, karena kesan bebek yang kemproh
 (jorok) dan lebih bau dibanding ayam. Tapi lama-lama sekarang bebek jadi kuliner idaman.Nah soal kelinci guling ini ya mau tak mau memang harus adaptasi juga.Salah satu pedagang kuliner kelinci di Bandungan, Pristyono Hartanto (40) menuturkan, kalau sate kelinci sudah lama menjadi kuliner khas Bandungan. Sedangkan kelinci guling itu pengembangan kreasi kuliner selanjutnya. Awalnya agak sulit memasarkan kelinci guling dibanding sate. Lama-lama lumayan juga, tapi kelinci guling dibuat berdasarkan pesanan."Kelinci guling itu harus melalui proses ungkep dulu agar bumbunya meresap, baru kemudian didiamkan beberapa saat, dan selanjutnya diproses panggang sampai matang. Jadi tidak bisa dadakan," jelas Pristyono yang membuka kedai TantoTanti ini.[caption id="attachment_375405" align="alignnone" width="900"] Nikmat bin Lezat Ingkung Kelinci sebagai Obat Asma Bagian paha adalah yang paling lezat. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Peminat kelinci guling, tambahnya, kebanyakan wisatawan pria. Kalau yang perempuan pada gak tega makan karena terbayang kelinci yang imut dan manja itu."Bentuknya kan begitu, kalau sudah dibentangkan di pemanggangan, bentuk dan ukurannya sama dan mirip dengan kucing. Jadi wajar bagi yang belum biasa sudah mundur duluan, padahal rasanya wooow," lanjut pria yang akrab disapa Tanto ini.Lalu apa kelebihan dari daging kelinci?"Lebih lembut dari ayam tapi lebih kenyal, serta lemaknya juga sedikit sehingga minim kolesterol. Beberapa pelanggan keturunan Tionghoa banyak yang pesan ingkung atau kelinci guling, katanya bisa untuk terapi asma," ungkap Tanto.Hal itu diiyakan oleh Slamet, pedagang kuliner kelinci di kawasan wisata Kopeng, Kabupaten Semarang. Ada bagian tertentu kelinci yang dipercaya bisa untuk terapi."Bagian ati dan empedu sering dicari orang yang ingin mengobati asma," katanya.Sampai saat ini, kata pedagang, sate kelinci tetap menjadi menu paling laris. Kalau akhir pekan ia bisa memotong 8 kelinci sehari. Kalau menu kelinci guling minimal 2 ekor yang dipesan pelanggan.[caption id="attachment_375404" align="alignnone" width="900"]