Komisaris Utama Pertamina Basuki T Purnama alias Ahok membongkar borok Pertamina. Ia juga mengkritik BUMN lain. Berikut poin-poinnya.
Dalam video yang diunggah akun Poin di YouTube, Komisaris Utama Pertamina Basuki T Purnama alias Ahok buka-bukaan soal borok di Pertamina.
Sejak diunggah 14 September 2020, video berdurasi 6 menit 39 detik ini langsung jadi viral di dunia maya dan sudah ditonton lebih dari 1,1 juta kali.
Berikut poin-poin pernyataan Ahok:
Sebagai Eksekutor
Ahok resmi jadi Komisaris Utama Pertamina sejak 29 November 2019. Namun menurutnya, ia bertindak bukan sebagai pengawas melainkan sebagai eksekutor. "Saya ini eksekutor, bukan pengawas sebetulnya. Komisaris di BUMN itu ibarat neraka lewat, surga belum masuk," katanya.Titipan Kementerian
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut ada beberapa yang bermain aman dengan melobi menteri. "Ya ganti direktur pun tanpa kasih tahu saya. Jadi sempat marah-marah juga. Jadi direksi-direksi mainnya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan dari kementerian-kementerian," ungkapnya.Pangkas Birokrasi
Ahok mengaku telah memotong jalur birokrasi agar setiap orang di Pertamina memiliki kesempatan yang sama. "Saya potong jalur birokkrasi mereka. Pertamina itu dulu kalau naik pangkat masih pakai kayak Pertamina Reference Level. Jadi orang masih kerja untuk sampai (jabatan) SVP (Senior Vice President) perlu 20-an tahun ke atas. Saya potong itu semua, semua mesti lelang terbuka," tegasnya.Manipulasi Gaji
Menurut Ahok, ada manipulasi gaji di Pertamina. Dicontohkan, apabila pegawai dicopot dari jabatannya, maka gajinya tetap sama alias tidak berkurang. "Orang dicopot misalnya dari jabatan direktur utama anak perusahaan. Misal gaji Rp 100 juta lebih, masa dicopot gaji masih sama. alasannya dia sudah orang lama. "Harusnya kan gaji kan mengikuti jabatan anda. Tapi mereka bikin gaji pokoknya gede-gede semua. Ini bayangin orang kerja sekian tahun bisa digaji pokok 75 juta. Gak ada kerja digaji segitu, gila aja ini," keluhnya.Jadi Ular Sanca
Mantan Bupati Bangka Belitung ini mengungkapkan kekecewaannya dalam kerja sama Pertamina dengan Peruri. Menurutnya, Peruri selaku BUMN percetakan uang, meminta uang dengan jumlah yang tak masuk akal dalam proses paperless. "Lalu sekarang saya lagi paksakan tanda tangan digital. Masa (Peruri) minta Rp500 miliar untuk proses paperless di kantor Pertamina. Nah itu BUMN juga. Itu sama aja udah dapat Pertamina enggak mau kerja lagi, tidur 10 tahun jadi ular sanca, ular piton, saya bilang," katanya.Kerja sama Kilang Didiamkan
Ahok juga mengaku kesal saat rapat dengan direksi Pertamina mengenai kilang minyak. Menurutnya, ada investor penting mengajak Pertamina kerja sama membangun kilang tapi malah didiamkan atau ditolak. "Kenapa investor yang udah nawarin mau kerja sama, kalian diemin. Terus yang udah ditawarin kenapa tolak, terus kenapa kerja seperti ini. Saya lagi mau audit nih. "Mereka mau mancing saya emosi. Kalau saya emosi, laporin presiden apa, Ahok mengganggu keharmonisan," katanya.Otak Pinjam Duit
Soal utang Pertamina juga jadi sorotan Ahok. Menurutnya uang hasil utang dipakai Pertamina untuk mengakuisisi ladang minyak di luar negeri. Padahal di Indonesia masih banyak cekungan minyak yang siap dieksplorasi. "Sekarang udah utang 16 miliar dollar AS ini. Tiap kali otaknya cuma minjem duit aja nih. Saya udah kesal ini. Minjem duit terus mau akuisisi terus lagi. Tapi tidak berpikir untuk eksplorasi. Kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi punya minyak dan gas. Elo ngapain di luar negeri. Ini jangan-jangan ada komisi lagi beli-beli minyak dulu," katanya lagi.Baca Juga :