Mistikisme telah menjadi karib para penikmat gama asli nusantara. Ritual beragam rupa menjadi gelaran sakral untuk menjangkau dualitas gaib dan tampak. Melebur menjadi rahsa manunggal dengan Hyang Maha Anu. Rokok kretek menjadi sesaji penuh makna. Bahkan, menjadi asupan si penikmat.
Mistikisme adalah ajaran yang menyatakan bahwa ada hal-hal yang tidak terjangkau oleh indera manusia atau belum terurai akal manusia.Belum terurai karena memang banyak yang tidak mampu mereka urai (karena mungkin masih terkungkung fanatisme pada tulisan kitab-kitab yang tidak mengajak berpikir ke sana).Mistikisme banyak dipelajari dan diurai para peziarah batin, maupun penikmat kepercayaan tradisional asli nusantara. Mistikisme menjelma menjadi suatu pemahaman asli yang menjembatani dimensi gaib dan tampak. Gaib dan Tidak Gaib. Maya dan Wujud. Sekala dan Niskala.[caption id="attachment_374501" align="alignnone" width="900"]
Foto: Ilustrasi Jagatnatha | ANTV[/caption]Mistikisme Jawa dan Bali memahami apa yang nampak dan yang tidak nampak adalah kesatuan utuh yang berasal dariNya, apapun sebutanNya. Nya adalah sumber segala sumber. Nya adalah Hyang Awal dan Hyang Akhir. Nya adalah muasal dan akhir segala kehidupan. Saya sebagai orang Jawa menyebutNya Hyang Maha Anu.Sebentar, pahami bahwa kita tidak sedang membicarakan agama.Menjembatani keterhubungan antara manusia dan Hyang Maha Anu merangsang akal budi manusia untuk memaknai segala yang nampak menjadi kenyataan sesungguhNya, welas asihNya dan keberadaanNya yang mampu dijangkau manusia.Manusia kemudian menciptakan ritual terima kasih, menyajikan segala hasil kebaikan bumi. Ritual sembahyang dan Sesaji tiap kelompok manusia berbeda-beda seturut situasi dan kondisi kelompok itu.Kelompok petani akan menyajikan sesaji yang berbeda dengan kelompok nelayan. Kelompok pemburu akan menyajikan sesaji yang berbeda dengan kelompok pedagang. Sejatinya sesaji ini hanyalah pengingat hasil kebaikan semesta, kebaikanNya bagi manusia.Sejatinya pula apapun yang dilakukan manusia hanya untuk diri mereka. Semua yang ada dalam sistem semesta ini tidak mempengaruhi Hyang Maha Anu karena Dia adalah sumber segalaNya. Mistikisme dan Tembakau
Baca Juga :