Kapal penjaga pantai China diusir kapal Bakamla setelah kedapatan berkeliaran di perairan Natuna Utara. Begini kemampuan kedua kapal.
Indonesia telah memprotes masuknya kapal penjaga pantai China (China Coast Guard) ke perairan RI pada Senin (14/9/2020) kemarin.
Kapal China yang diidentifikasi dengan nomor lambung CCG 5204 terlihat di perairan Natuna Utara, pada Sabtu (12/9/2020) lalu.
Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI dalam rilisnya menyebut, saat diminta meninggalkan perairan Indonesia, awak kapal China itu sempat ngotot sedang berpatroli di wilayah disebut sembilan garis putus-putus.
Wilayah itu diklaim bagian dari China namun ditolak oleh sejumlah negara sekitarnya, termasuk Indonesia.
Menurut Bakamla, kapal CCG 5204 baru meninggalkan perairan Indonesia kemarin siang setelah mendapat peringatan berulangkali dari kapal Bakamla dengan nama lambung KN Pulau Nipah 321.
Berita terkait: Penjaga pantai China ternyata punya "kapal monster"
Lalu seperti apa persenjataan kapal penjaga pantai China itu dan bagaimana dengan kemampuan kapal Bakamla?
Berikut perbandingan kemampuan kedua kapal:
Kapal CCG 5204
Kapal CCG 5204 milik penjaga pantai China termasuk dalam Zhaojun class dan memiliki bobot 2.700 ton. Diperkirakan, ada 8 kapal sejenis yang dimiliki penjaga pantai China.
[caption id="attachment_374287" align="alignnone" width="900"]
Di sisi kanan dan kiri kapal terpasang meriam air (Foto: News CN)[/caption]
Panjang kapal ini mencapai 101 meter atau lebih kecil dari kapal CCG 5403. Namun soal persenjataan, kapal ini dinilai lebih baik karena sudah terpasang meriam kanon berkaliber 76 mm.
[caption id="attachment_374286" align="alignnone" width="900"]
Awak kapal dilengkapi senapan serbu dan senjata laras pendek (Foto: News CN)[/caption]
Sementara di sisi kiri dan kanan kapal juga terpasang meriam air berkekuatan tinggi. Masing-masing awak awak kapal juga dilengkapi dengan senapan serbu dan senjata laras panjang.
KN Nipah 321
Sementara kapal Bakamla KN Nipah 321 adalah kapal patroli yang memiliki panjang 80 meter, lebar 7,9 meter dan tinggi 14,4 meter.
KN Nipah 321 adalah buatan galangan kapal dalam negeri dan baru diluncurkan pada Oktober 2019 bersama dua kapal sejenis lainnya, yaitu KN Pulau Marore 322 dan KN Pulau Dana 323.
[caption id="attachment_374285" align="alignnone" width="700"]
KN Nipah 321 saat uji pelayaran (Foto: Bakamla)[/caption]
Ketiga kapal ini sama-sama memiliki konstruksi yang terbuat dari baja dan mampu melaju dengan kecepatan 22 knot. Ini berkat dua mesin penggerak MAN/2862LE433 yang dipasang di kapal tersebut,
Sementara sistem navigasi menggunakan teknologi Jepang dan dapat berlayar selama 28 hari.
Namun saat diluncurkan ada kekurangan pada ketiga kapal ini, yaitu sarana kendali senjata. Seiring dengan ketersediaan anggaran, pihak Bakamla akan melengkapi kapal dengan meriam 30 mm.
Selain meriam 30 mm, Bakamla juga akan melengkapi kapal dengan
remote weapon system, yaitu sistem persenjataan yang langsung dikendalikan dari anjungan.
Meski demikian meriam air bertekanan tinggi sudah terpasang di kedua sisi kapal.
Batamtoday, Xinhua, AMTI