yang diproduksi tahun 1890.Saya beberapa kali mencoba naik sepur kluthuk buatan
Maschinenfabrik Esslingen Jerman ini. Salah satunya saat uji coba beberapa waktu lalu di jalur tanjakan Ambarawa - Bedono setelah loko tua berwarna hitam legam itu diservis ulang. Lokomotif menarik dua kereta penumpang yang terbuat dari kayu jati seluruhnya, seperti bodi, dinding, lantai, kursi serta pintu dan jendela.[caption id="attachment_373103" align="alignnone" width="900"]
Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Sebelum berangkat, masinis dibantu petugas depo lebih dulu memanaskan ketel uap di bagian depan lokomotif. Ketel berisi air, yang di bawahnya terdapat tungku untuk membakar kayu jati. Setelah airnya mendidih akan menimbulkan tekanan yang bisa menggerakkan mesin dan roda lokomotif.[caption id="attachment_373104" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Kayu bakarnya harus kayu jati? Ya! "Harus kayu jati, karana panasnya paling awet, dan yang dipakai terutama bagian akar yang lebih padat tapi juga lebih murah," kata petugas depo.[caption id="attachment_373105" align="alignnone" width="900"]
Baca Juga :