Geger Paguyuban Tunggal Rahayu Ubah Lambang Garuda dan Cetak Uang Sendiri, Ini Kata Bakorpakem Garut

Geger Paguyuban Tunggal Rahayu Ubah Lambang Garuda dan Cetak Uang Sendiri, Ini Kata Bakorpakem Garut (Foto Facebook)
Geger Paguyuban Tunggal Rahayu Ubah Lambang Garuda dan Cetak Uang Sendiri, Ini Kata Bakorpakem Garut (Foto Facebook) (Foto : )
Geger Paguyuban Tunggal Rahayu yang ubah Lambang Garuda dan mencetak uang sendiri, memembuat Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) Kabupaten Garut Jawa Barat, menggelar pertemuan dengan instansi terkait, hari ini, Kamis (10/9/2020).
Pertemuan merekomendasikan kepada aparat kepolisian terkait ideologi menyimpang dari Paguyuban Kandang Wesi Tunggal Rahayu.Ketua Bakorpakem Sugeng Hariadi mengatakan, terdapat tiga pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Paguyuban Tunggal Rahayu.Penyimpangan yang dilakukan antara lain, mengubah lambang negara Indonesia, membuat dan mengedarkan uang versi sendiri, dan mengubah isi kalimat dalam Alquran."Kesimpulannya kami minta polisi untuk melakukan proses hukum. Karena kami mengindikasikan ada tiga pelanggaran hukum," ujarnya, Kamis (10/9/2020), seperti dikutip dari VIVA.co.id.Bakorpakem Garut yang terdiri dari Kejaksaan Negeri, Polres, Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) mendorong pihak kepolisian untuk mengusut tuntas pelanggaran yang dilakukan oleh Paguyuban Tunggal Rahayu. "Pokoknya semua kami serahkan, termasuk adanya dugaan penipuan, dan pemalsuan gelar pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu," kata Sugeng.Lanjut Sugeng, untuk pembekuan kegiatan Paguyuban Tunggal Rahayu sepenuhnya dilakukan oleh pihak Pemerintah Kabupaten Garut.Selain itu, pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten Garut juga melakukan pembinaan kepada para pengikut paguyuban."Jadi kami di sini hanya merekomendasikan saja, nanti jadi pelaksana adalah Pemerintah Kabupaten Garut," pungkasnya.Seperti diberitakan sebelumnya, Paguyuban Tunggal Rahayu di Garut Jawa Barat tengah menuai sorotan. Komunitas itu membuat geger masyarakat karena mengubah lambang Garuda Pancasila dan mencetak mata uang sendiri.Dari sejumlah foto dan video yang termuat di laman Facebook mereka, ada perbedaan bentuk gambar Garuda Pancasila yang mereka tunjukkan dengan yang dimiliki Indonesia sebagai lambang negara.Persisnya pada bentuk kepala burung yang mengarah ke depan. Sementara lambang garuda yang asli, wajah mengarah ke sisi kanan.Pada Februari 2020 lalu, Paguyuban Tunggal Rahayu di Desa bayusari, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka, sempat membuat geger.Warga setempat menuduh, paguyuban itu adalah kelompok yang hendak mendeklarasikan kerajaan baru. Namun, kala itu, aparat desa memastikan tak ada kerajaan baru di wilayahnya."Sebetulnya di Desa Bayusari itu, tidak ada kerajaan, setahu saya hanya ada paguyuban. Yaitu Paguyuban Tunggal Rahayu Ampera Kandang Wesi," ungkap Junadi, Kamis (20/2/2020).Bahkan, menurutnya, selama ini kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, hanya kegiatan istighosah dengan harapan agar ada bimbingan dan keselamatan dari Allah SWT."Selama ini, Alhamdulillah di Desa Banyusari, aman-aman saja dan ramai itu ketika ada imformasi bahwa di Desa Banyusari ada kerajaan baru. Padahal yang benar di Desa Banyusari hanya ada paguyuban," ujarnya.Selain mengubah Lambang Burung Garuda, paguyuban ini juga disebut mencetak mata uang sendiri.Wahyu, salah seorang anggota paguyuban, mengaku kaget dengan penemuan mata uang yang diidga dicetak oleh paguyuban tersebut."Fakta ditemukannya uang ini kami temukan memang belakangan. Kami juga cukup kaget karena paguyuban ini mengeluarkan uang dengan pecahan 20.000, 10.000, 5000 dan 1000," kata Wahyu seperti yang dikutip Hops.id.Dalam salah satu lembaran uang tersebut, termuat foto Ketua Paguyuban Tunggal Rahayu, Sutarman. Uang pecahan seribu tersebut juga ada tulisan Bank Indonesia.Jika dilihat dari desainnya, uang tersebut mirip dengan pecahan Rupiah yang lama. Namun, gambar Presiden pertama, Soekarno diganti dengan muka Sutarman.Belum diketahui secara pasti apakah uang tersebut digunakan sebagai alat transaksi antar pengikut paguyuban tersebut atau bukan. Namun, Wahyu mengatakan bahwa beberapa anggota sudah memiliki uang tersebut.Selain itu, pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu juga disebut memiliki materi berupa uang yang tersimpan di Bank Swiss.Menurut Wahyu, mereka yang direkrut dijanjikan kompensasi berupa pelunasan hutang.