Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin berjanji akan mendeportasi keluarga yang menyiksa dan menggunduli gadis 17 tahun karena pacaran beda agama.
Remaja Muslim Bosnia itu menderita memar dan retak tulang iga dalam serangan di Besangon, sekitar 112 km dari utara Geneva, pada Senin pekan lalu (17/8/2020).Sementara penyelidikan digelar, Darmanin memperingatkan ayah, ibu, paman, dan bibi gadis itu, mereka bisa dideportasi jika kasusnya sudah masuk pengadilan."Mereka akan segera diusir ke perbatasan karena mereka sama sekali tidak layak untuk mendiami tanah ini," tegas Darmanin.Serangan itu bermula beberapa bulan lalu ketika si gadis 17 tahun, datang dari Bosnia dan Herzegovina di 2017, berpacaran dengan pemuda Kristen.Karena takut akan amarah keluarganya jika dia ketahuan pacaran beda agama, dia pun kabur dan tinggal bersama si pacar yang berusia 20 tahun.Le Parisien via Daily Mail melaporkan Senin (24/8/2020), empat hari kemudian remaja Muslim itu setuju pulang dan mencoba membujuk keluarganya.Namun, seperti yang dia ungkapkan kepada polisi, keluarganya malah menyiksanya, dengan sejumlah kerabatnya memukul dan menendangnya.Remaja yang tidak disebutkan identitasnya itu menerangkan, ayahnya kemudian mengambil gunting dan meminta kepadanya si paman agar dia digunduli.Pacarnya kemudian melarikan diri dari lokasi kejadian dan melapor ke polisi, yang disebutkan tiba dalam waktu yang tidak lama.Keluarga gadis itu dituding mencoba menyembunyikannya. Namun, polisi berhasil mengeluarkannya dan menangkap ayah hingga bibinya.Keempat keluarganya kemudian dijerat dengan tuduhan melakukan penyerangan pada anak di bawah umur, dengan gadis 17 tahun itu dipindahkan ke tempat aman.Kasus tersebut kemudian menjadi perhatian di Perancis, dengan Menteri Kewarganegaraan Marlene Schiappa menyebut seharusnya keluarga korban merasa malu.Darmanin menyebut serangan itu sebagai "aksi barbar", dan menjanjikan keluarga itu bakal mendapat "serangkaian hukuman" sebelum dideportasi.Tensi antara kalangan Muslim Bosnia, dikenal juga sebagai Bosniak, dengan Kristen masih tinggi meski Perang Bosnia sudah 25 tahun berlalu.Dalam jajak pendapat yang dilakukan Pew Research, terungkap hanya 15 persen dari Muslim Bosnia yang ikhlas jika anak mereka menikah dengan orang Kristen. Daily Mail
Baca Juga :