Mutasi Bikin Corona 10 Kali Lebih Menular di Malaysia, Vaksin Baru Akan Efektif?

vaksin rusia reuters
vaksin rusia reuters (Foto : )
Mutasi telah membuat virus corona 10 kali lebih menular di Malaysia. Namun apakah vaksin baru yang sedang uji klinis akan efektif? Ilmuwan China angkat bicara.
Sebelumnya Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mendeteksi mutasi D614G telah membuat virus Covid-19 10 kali lebih menular.Karena itu ia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dengan mutasi virus corona ini.Ternyata mutasi virus tidak hanya terjadi di Malaysia saja, tetapi juga dilaporkan dari sejumlah negara lain, termasuk India danJepang.Lalu apakah vaksin-vaksin yang sedang menjalani uji klinis akan efektif menangkal virus corona hasil mutasi ini?"Ini adalah hal normal bagi virus untuk bermutasi di beberapa negara berbeda dan bahkan di beberapa wilayah dalam satu negara. Virus beradaptasi dengan DNA orang-orang dan lingkungan setempat," kata Yang Zhangqiu, Deputi Direktur Departemen Patologi Biologi Universitas Wuhan, China."Jika China gagal mengendalikan epidemi, maka juga akan banyak terjadi mutasi virus di China," tambah Yang.Menurutnya, strain virus akan membentuk strain baru jika lebih dari 20 persen data genetiknya bermutasi. Kondisi ini memang dapat membuat vaksin kehilangan efektifitas, namun kemungkinan itu kecil."Pertama, mutasi tidak serta merta mempengaruhi efektitifas vaksin. Kedua vaksin yang diuji coba saat ini melindungi lebih dari satu target (mutasi) virus guna menjamin keampuhannya," katanya lagi.Sebelumnya, media di India melaporkan, para peneliti dari dua lembaga setempat, mengidentifikasi 73 varian virus Covid-19 di Odisha, India. Ini diketahui setelah meneilti 15.36 sampel, termasuk 752 sampel klinis.Sementara dalam studi yang dirilis Badan Penyakit Menular Jepang pada 12 Agustus 2020 terungkap, sejak akhir Mei versi mutasi virus corona telah mengambil alih virus Covid-19 dari Eropa yang sebelumnya tersebar luas di negara itu.Menghadapi peningkatan mutasi virus di berbagai negara, para ilmuwan China menyerukan peningkatan kebijakan anti epidemi, khususnya untuk menangkal kasus-kasus Covid-19 impor atau yang berasal dari luar negeri. Global Times