Bocah gimbal adalah bocah-bocah istimewa di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Ada upacara adat khusus ketika rambut bocah-bocah ini akan dipotong. Mereka diiyakini sebagai keturunan dari Kyai Kolo Dete, seorang tokoh Mataram Islam yang dipercaya membangun tatanan masyarakat di Dieng. Bagaimana kisahnya?
Bagi yang akan traveling ke Dieng, coba bikin jadwal jalan keliling di luar jalur mainstream. Ke pemukiman warga desa misalnya. Kemungkinan besar kalian akan ketemu dengan anak-anak yang tampilannya berbeda. Gimbal!Ya! Rambut mereka menggimbal mirip penyanyi reggae, Bob Marley. Itulah ciri khas sebagian anak yang tinggal di desa kawasan Dataran Tinggi Dieng, terutama di Dieng Kulon, Banjarnegara.[caption id="attachment_362629" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Namun, tidak semua anak-anak di sana seperti itu. Hanya sebagian saja, dan karena itulah anak-anak berambut gimbal dianggap istimewa. Mereka diiyakini sebagai keturunan dari Kyai Kolo Dete, seorang tokoh Mataram Islam yang dipercaya membangun tatanan masyarakat di Dieng.Kyai Kolo Dete merupakan seseorang punggawa pada masa Mataram Islam (sekitar abad 14). Waktu itu Kyai Kolo Dete datang bersama beberapa kyai lainnya ke daerah Wonosobo untuk melaksanakan tugas dari Mataram. Tujuannya mempersiapkan pemerintahan di sana. Khusus Kyai Kolo Dete mendapat tugas di Dataran Tinggi Dieng."Jadi, menurut cerita masyarakat sini yang kemudian dibukukan, Kyai Kolo Dete itu rambutnya panjang dan menggimbal. Nah, beliau juga sangat senang dengan anak-anak, makanya ketika ada anak di Dieng rambutnya gimbal, diyakini sebagai titisan dari Mbah Kyai Kolo Dete," cerita Abdul Kahfi, pemandu wisata Dieng.Lalu Kyai Kolo Dete tinggal di sana bersama istrinya Nini Roro Rence. Suatu saat mereka mendapat wangsit untuk bertugas membawa masyarakat di Dieng menuju kesejahteraan. Seiring berjalannya waktu, banyak anak yang kemudian dalam pertumbuhannya mempunyai rambut gimbal. Warga meyakini pesan Kyai Kolo Dete jika masih ada yang berambut gimbal maka kesejahteraan akan senantiasa menaungi warga Dieng."Ternyata memang apa yang dituturkan orang tua kami dulu bisa kami rasakan, bahwa rambut gimbal itu bukan sukerti, kalau kita mensyukurinya betul akan diberi kesejahteraan dari yang Tuhan Maha Kuasa," kata Alif Fawzi, tokoh pemuda Dieng.[caption id="attachment_362630" align="alignnone" width="900"]
Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Oleh orang tua mereka, anak-anak yang pada usia beberapa bulan menampakkan pertumbuhan rambut menggimbal akan dibiarkan tumbuh begitu. Sebab meski dibersihkan dengan sampo sekalipun rambut mereka akan tetap seperti itu. Dan orang tua tidak berani memotong rambut anak mereka yang berambut gimbal sampai nanti ada waktunya sendiri yang ditandai sebuah permintaan dari si anak."Itu tergantung nanti permintaannya apa ya, itu yang dipenuhi, kalau minta makanan yang beri makanan yahg dia suka, kalau minta binatang peliharaan yang kita carikan," cerita Zakiah, orang tua yang punya anak berambut gimbal.Pada usia tertentu nantinya, mereka akan menjalani prosesi ritual pemotongan rambut gimbal. Biasanya, anak akan mengajukan sebuah permintaan yang tidak biasanya. Itu artinya, sudah saatnya rambutnya boleh dipotong.[caption id="attachment_362628" align="alignnone" width="900"]
Baca Juga :