Desa Sembungan adalah desa tertinggi di Pulau Jawa. Desa ini masuk wilayah administratif Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, sekitar 7 kilometer ke arah selatan dari pusat wisata Dataran Tinggi Dieng. Bisa kebayang dong dinginnya seperti apa ...
Tak terasa satu jam sudah saya duduk lesehan beralaskan matras spon. Dari atas bukit ini, waktu segitu, terasa cepat untuk menikmati panorama nan aduhai dibawah sana. Entah sudah berapa tuang teh yang saya seruput.
Sungguh sayang kalau cepat-cepat beranjak. Mumpung udara begitu bersih tak tercemar, maka hiruplah sepuasnya. Begitu kata kawan.
Memang benar, udara di Desa Sembungan ini terasa nikmat dihirup. Mak nyesss sampai di dalam dada. Meski dingin sekali di pagi hari tadi. Tapi begitu matahari mulai menghangati, udara pun terasa lebih segar.
Desa Sembungan berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng, dengan ketinggian 2.306 meter dari atas permukaan laut. Pantas saja dinginnya menusuk tulang. Bahkan pada musim kemarau, embunnya bisa membeku jadi es di permukaan rumput maupun dedaunan.
Baca juga: Inilah Surga Kaum Rebahan, Tidak Ada Keringat di Kota Paling Dingin Indonesia
Untuk menuju ke sini, setelah melewati Wonosobo lalu menuju Dataran Tinggi Dieng. Dari situ akan ada petunjuk menuju Desa Sembungan. Jalannya sudah beraspal dan sebagian dibeton. Yang jelas cukup untuk simpangan mobil.
Memasuki pemukiman, ada gerbang yang bagian atasnya tertulis : Sembungan Village, Desa Tertinggi di Pulau Jawa.
[caption id="attachment_361112" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Kalau mau menginap, di Desa Sembungan para penduduk membuka rumah mereka untuk homestay. Banyak juga yang datang memilih kemping di tepi Telaga Cebong. Tempatnya nyaman, air mudah, toilet tersedia, dan urusan makan atau ngopi banyak.
[caption id="attachment_361114" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Desa Sembungan mulai lebih sering didatangi semenjak dikenal sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa. Banyak yang penasaran. Namun, lepas dari urusan rekor atau apalah namanya, desa ini memang pantas untuk dikunjungi. Suasananya ayem tentrem khas desa, penduduknya ramah, kulinernya banyak dan yang pasti panoramanya juara.
[caption id="attachment_361118" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Selain Telaga Cebong yang bikin adem itu, ada juga Bukit Sikunir yang bisa didaki selama 45 menit. Di puncak bukit itulah, wisatawan bisa melihat salah satu sunrise terindah yang dikenal dengan golden sunrise. Warnanya jingga keemasan dengan siluet Gunung Sindoro-Sumbing.
O ya, jangan lupa, untuk urusan kuliner, jangan sampai kelewatan. Desa Sembungan punya beberapa kuliner khas yang jarang ada di tempat lain. Yang benar-benar membekas di ingatan adalah kentang rebusnya.
[caption id="attachment_361122" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Yang diolah kentang kecil seukuran kelereng, atau paling besar seukuran bola pingpong. Dibumbui kayak bumbu rendang begitu. Makannya dikupas lalu di-emplok kata orang sini.
[caption id="attachment_361125" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Rasanya manis pedas dan gurih merasuk. Apalagi diselingi cemilan tempe kemul khas Wonosobo yang legend itu.
Dan satu lagi yang tak boleh lupa, namanya Purwoceng. Tanaman ini yang dipakai akarnya. Diseduh langsung atau dicampur kopi. Katanya, ramuan purwoceng bisa membuat pria tambah jantan.
Mau membuktikan? Monggo pinarak ke Wonosobo ...
Teguh Joko Sutrisno | Wonosobo, Jawa Tengah
Baca Juga :