Aksi protes ratusan warga di tiga kelurahan di Gresik, Jatim berlangsung ricuh, warga yang akan memblokir jalan menolak aktivitas bongkar muat batubara, terlibat aksi saling dorong dengan aparat keamanan.
Aksi kericuhan antara ratusan warga, dan aparat polisi di Jalan Raya RA Martadinata, Kecamatan Kota Gresik, Jawa Timur.Warga di sepanjang jalan yang dilalui armada angkutan batubara tersebut, menolak aktivitas bongkar muat batubara kembali dilakukan PT Gresik Jasatama, karena sebelumnya telah berhenti total.Pengangkutan batubara yang melewati pemukiman warga itu, dianggap berbahaya bagi warga di Kelurahan Kemuteran, Kroman, dan Kelurahan Lumpur, karena menimbulkan polusi debu yang menganggu kesehatan dan mengotori rumah warga.Aksi blokir warga ini dihadang aparat Polres Gresik dan Polda Jatim, adu mulut warga dan polisi makin memanas, hingga terlibat aksi saling dorong, hingga lima warga terpaksa diamankan.Warga mengaku aktivitas batubara PT. GJT, sudah berhenti tahun lalu, setelah dilaporkan ke DPRD Gresik, namun tiba-tiba saja pada hari Rabu, aktiVitas batubara kembali dibuka.Sementara itu, PT Gresik Jasatama membuka kembali aktivitas batubara, karena mengantongi izin Amdal, dan sebagai upayamenjalankan kembali roda investasi, dan perekonomian yang macet selama masa pandemi covid-19.Sementara itu, pihak kepolisian menerjunkan sebanyak 450 personel gabungan Polda Jatim serta TNI, untuk menghalau dan meneredam aksi blokade jalan yang akan dilakukan warga.Dalam aksi ini, lima orang warga dari Kelurahan Kemuteran, Kroman, dan lumpur, sempat diamankan kepolisian, usai terlibat aksi blokade Jalan RA Martadinata Gresik. Muhammad Habib | Gresik, Jawa Timur
Baca Juga :