yang disyarah oleh
Ibnu Hisyam, seorang sahabat bernama Abdullah bin Zaid menghadap Nabi Muhammad. Ia mengisahkan mimpinya mendengar seruan adzan pada malam sebelumnya.Dalam mimpinya, Abdullah bin Zaid didatangi seorang berjubah hijau yang membawa lonceng. Semula Abdullah berniat membeli lonceng itu untuk memanggil orang-orang menunaikan salat.Namun orang berjubah hijau itu justru menyarankan Abdullah untuk mengucapkan serangkaian kalimat sebagai penanda waktu salat telah tiba.Serangkaian kalimat yang dimaksud adalah: Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya 'alash sholah hayya 'alash sholah, Hayya 'alal falah hayya 'alal falah, Allahu Akbar Allahu Akbar, dan La ilaha illallah.
Nabi Muhammad kemudian meminta Abdullah untuk mengajari Bilal bin Rabah bagaimana cara melafalkan kalimat-kalimat itu.[caption id="attachment_358602" align="alignnone" width="900"] Foto: SyafQ Komik, Azan Terakhir Bilal Bin Rabah, Maret 2020.[/caption]Saat Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan, Umar bin Khattab yang tengah berada di rumahnya mendengar. Ia segera menghadap Nabi Muhammad dan menceritakan bahwa dirinya juga bermimpi tentang hal yang sama dengan Abdullah bin Zaid.Dalam satu riwayat, Nabi Muhammad juga disebutkan telah mendapatkan wahyu tentang adzan. Oleh karena itu, beliau membenarkan apa yang disampaikan oleh Abdullah bin Zaid maupun Umar bin Khattab.Sejak saat itu, adzan resmi sebagai penanda masuknya waktu salat. Adzan pertama kali disayariatkan di Kota Madinah pada tahun pertama Hijriyah. Bilal bin Rabbah termasuk muadzin pertama dalam Islam.[caption id="attachment_358603" align="alignnone" width="600"]
Baca Juga :