Inilah 8 Peristiwa Ledakan Gudang Amunisi di Indonesia yang Mirip Ledakan Lebanon

fire-1030751_960_720
fire-1030751_960_720 (Foto : )
Ledakan gudang amunisi terjadi di Lebanon. Peristiwa serupa pernah terjadi dan dialami oleh Indonesia. inilah rangkuman yang dihimpun dari berbagai sumber. 
Ledakan besar yang mengguncang Kota Beirut Lebanon menimbulkan setidaknya puluhan orang tewas. Sementara ribuan orang lainnya terluka, berdasarkan keterangan otoritas setempat. Seperti dilansir AFP, Rabu (5/8/2020), dua ledakan besar mengguncang Beirut menewaskan setidaknya 27 orang dan 2.500 lainnya luka-luka, yang merupakan data 'perkiraan awal' yang diumumkan Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hassan. "Ini adalah bencana dalam setiap arti kata" ujar Hamad dalam sebuah wawancara dengan sejumlah televisi saat mengunjungi sebuah rumah sakit di Beirut Lebanon. Sementara itu, dugaan awal ledakan besar di Beirut itu disebabkan oleh bahan peledak yang disita bertahun-tahun lalu dan disimpan di pelabuhan kota, kata Kepala Keamanan Umum Abbas Ibrahim. "Tampaknya ada gudang yang berisi material yang disita bertahun-tahun lalu dan tampaknya itu adalah material yang mudah meledak," katanya sembari menambahkan akan melakukan penyelidikan mendalam atas peristiwa itu. Ledakan gudang amunisi serupa, terjadi juga di beberapa wilayah di Indonesia. Gudang amunisi berisi simpanan senjata, bahan peledak atau bahan bom, atau temuan masyarakat yang berasal dari sisa perang. Berikut 8 peristiwa ledakan gudang amunisi yang pernah terjadi di Indonesia, dirangkum dari berbagai sumber:
1. Gudang bom di Asrama Brimob Srondol Banyumanik, Semarang Gudang bom di Asrama Brimob Srondol Banyumanik, Semarang meledak, Sabtu (14/9/19). Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel membenarkan bahwa ledakan terjadi di Mako Brimob, Srondol, Semarang, Jawa Tengah. Menurut Rycko, ledakan terjadi pada pukul 07.00 WIB. Sumber ledakan berasal dari gudang penyimpanan barang atau temuan yang diserahkan oleh masyarakat. Di dalamnya juga terdapat bahan peledak atau bahan bom yang ditemukan warga dan berasal dari masa perang. "Bahan peledak maupun bom yang ditemukan sebagian besar dari sisa-sisa perang," ucap Rycko kepada wartawan. Rycko mengatakan bahwa 1 anggota Brimob terluka akibat terkena serpihan ledakan. Saat ini, anggota Brimob yang terluka itu sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. "Tidak ada warga yang terluka," kata Rycko. Polisi masih menyelidiki penyebab ledakan. Untuk mengantisipasi ledakan semakin besar atau kebakaran meluas, listrik di dalam Kompleks Mako Brimob dimatikan. 2. Ruang bawah tanah logistik kompleks Polda Metro Jaya terbakar Ruang bawah tanah atau ruang sarana dan prasarana logistik di kompleks Polda Metro Jaya terbakar. Lokasi kebakaran bersebelahan dengan dapur masak untuk anggota Polri. Peristiwa terjadi pada 20 Agustus 2019. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono menyebut bahwa ruang bawah tanah yang terbakar tidak berisi amunisi melainkan sejumlah barang yang lama tidak terpakai. 3. Gudang senjata di Mapolres Lampung Selatan Kebakaran itu terjadi pada 2 Mei 2019. Kebakaran di markas Polres Lampung Selatan, Kalianda meludeskan sebagaian besar bangunan utama dan membakar gudang senjata. Iptu Dahlan mengatakan bahwa dalam gudang tersebut tersimpan senjata beserta amunisinya. 4. Gudang senjata milik Brimob Polda Sulsel Gudang senjata milik Brimob Polda Sulsel di Jalan Sultan Alauddin, terbakar, Selasa (8/5/2018). Belum diketahui pasti penyebab kebakaran dan kerugian akibat kejadian ini. Sejumlah anggota Brimob nampak menyelamatkan senjata dari gudang yang terbakar. 5. Kebakaran Markoas Polisi Militer Kodam XII Tanjungpura Kebakaran markoas polisi militer Kodam XII Tanjungpura terjadi pada Selasa (15/11/2016). Gudang senjata yang terletak di lantai dasar bangunan Markas Polisi Militer Kodam XII Tanjungpura (Mapomdam) aman dari amukan kobaran api dalam peristiwa kebakaran yang terjadi sekitar pukul 22.40 WIB. Kepala Penerangan Kodam XII Tanjungpura, Kolonel Infanteri Tri Rana Subekti mengatakan, gudang penyimpanan senjata yang terletak di lantai dasar tersebut aman, karena api hanya menghanguskan bangunan mulai dari lantai dua ke atas. "Gudang senjata dan munisi aman yang terletak di lantai dasar, karena api membakar mulai dari lantai dua ke atas," ujar Tri, Rabu (16/11/2016). Gedung yang terletak di Jalan Rahadi Usman itu merupakan bangunan tua yang hampir 90 persen bangunannya terbuat dari kayu. Gedung tersebut sebelumnya merupakan markas Komando Resor Militer (Korem) 121 Alamabnana Manawai, yang saat ini pindah di Kabupaten Sintang. "Dikarenakan gedung hampir 90 persen terbuat dari kayu maka api cepat mudah menjalar dan pukul 01.15 WIB api dapat di padamkan," ujarnya. Dokumen penting beserta perabotan kantor hangus akibat kebakaran tersebut. "Dokumen alat kantor dan perabot hangus. Lantai dasar atau bisa dibilang lantai 1 yang utuh sebetulnya itu gudang penyimpanan," ujarnya. 6. Ledakan Pondok Dayung Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati menyebutkan, ledakan di gudang amunisi Komando Pasukan Katak tidak separah ledakan di gudang amunisi Marinir di Cilandak, 30 Oktober 1984. "Kasusnya sama, ada ledakan beruntun, namun ini berbeda efek ledakannya dan tak sebesar ledakan di Cilandak," kata Untung saat jumpa pers di dermaga penyeberangan Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/3/2014). Menurut dia, ledakan di Cilandak lebih dahsyat karena gudang itu lebih besar. Selain itu, di gudang tersebut tersimpan berbagai jenis amunisi, mulai dari amunisi kaliber besar hingga mortir. "Kalau yang di Pondok Dayung ini hanya ada amunisi senjata senjata khusus milik Kopaska. Rata-rata senjata ringan seperti pistol dan sejata laras panjang," katanya. Dalam kesempatan itu, Untung menjelaskan kronologi peristiwa ledakan di gudang amunisi Kopaska tersebut. Peristiwa itu bermula ketika pukul 09.05 terlihat dan tercium bau asap di dalam gudang amunisi. "Melihat kepulan asap hitam tersebut, anggota jaga langsung mengambil alat pemadam kebakaran dan disemprotkan. Waktu terus bergulir, kemudian sekitar pukul 09.25 WIB terdengar suara ledakan kecil yang membuat anggota jaga dan anggota lainnya panik. Tak berlangsung lama, ledakan besar pun terdengar hingga menyebabkan puluhan personel TNI AL mengalami luka-luka," kata Untung. Padahal, lanjut dia, pada pukul 08.15, anggota jaga sempat melakukan pengecekan rutin di gudang amunisi. Saat itu, semua terlihat baik-baik. Mereka mengecek kebersihan gudang, kelengkapan jumlah senjata, dan aspek lainnya. "Pada jam itulah gudang amunisi dinyatakan aman," katanya. Sebanyak 87 anggota TNI menjadi korban ledakan di Pondok Dayung. Sebanyak 85 orang menderita luka ringan dan sedang, satu orang kritis, dan satu lainnya meninggal. 7. Gudang amunisi Markas Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL Gudang amunisi markas Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, Pondok Dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, meledak. Maret 2014 Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama Untung Suropati mengatakan, pada saat kejadian, anggotanya sedang melakukan pengecekan gudang amunisi tersebut. ia mengatakan pada pukul 08.15 WIB anggota jaga gudang amunisi melaksanakan pengecekan rutin dari segi kebersihan, jumlah senjata dan aspek-aspek keamanan dan melaporkan bahwa kondisi aman. Namun, memasuki pukul 09.05 secara tiba-tiba terlihat dan tercium kumpulan asap hitam pekat di gudang amunisi. 8. Ledakan Cilandak Gudang peluru milik Korps Marinir di Cilandak, Jakarta Selatan, terbakar, (29/10/84). Sekitar pukul 08.00 malam, ketenangan di hari Selasa itu, tepatnya di wilayah Markas Marinir TNI Angkatan Laut Cilandak, Jakarta Selatan, seketika diambil alih oleh dentuman-dentuman luar biasa berbagai jenis amunisi yang meledak dan terlempar ke sana ke mari di udara. Sebelum ledakan, menurut Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana M. Romly, terlebih dahulu terjadi kebakaran sekitar setengah jam. “Usaha memadamkan api sudah dilakukan dengan mengerahkan unit mobil pemadam kebakaran TNI-AL dan Pemda DKI Jakarta, tapi keadaan memaksa petugas kebakaran mundur,” kata Romly.