Kebakaran markoas polisi militer Kodam XII Tanjungpura terjadi pada Selasa (15/11/2016). Gudang senjata yang terletak di lantai dasar bangunan Markas Polisi Militer Kodam XII Tanjungpura (Mapomdam) aman dari amukan kobaran api dalam peristiwa kebakaran yang terjadi sekitar pukul 22.40 WIB.Kepala Penerangan Kodam XII Tanjungpura, Kolonel Infanteri Tri Rana Subekti mengatakan, gudang penyimpanan senjata yang terletak di lantai dasar tersebut aman, karena api hanya menghanguskan bangunan mulai dari lantai dua ke atas."Gudang senjata dan munisi aman yang terletak di lantai dasar, karena api membakar mulai dari lantai dua ke atas," ujar Tri, Rabu (16/11/2016).Gedung yang terletak di Jalan Rahadi Usman itu merupakan bangunan tua yang hampir 90 persen bangunannya terbuat dari kayu. Gedung tersebut sebelumnya merupakan markas Komando Resor Militer (Korem) 121 Alamabnana Manawai, yang saat ini pindah di Kabupaten Sintang."Dikarenakan gedung hampir 90 persen terbuat dari kayu maka api cepat mudah menjalar dan pukul 01.15 WIB api dapat di padamkan," ujarnya.Dokumen penting beserta perabotan kantor hangus akibat kebakaran tersebut."Dokumen alat kantor dan perabot hangus. Lantai dasar atau bisa dibilang lantai 1 yang utuh sebetulnya itu gudang penyimpanan," ujarnya.
6. Ledakan Pondok Dayung Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati menyebutkan, ledakan di gudang amunisi Komando Pasukan Katak tidak separah ledakan di gudang amunisi Marinir di Cilandak, 30 Oktober 1984."Kasusnya sama, ada ledakan beruntun, namun ini berbeda efek ledakannya dan tak sebesar ledakan di Cilandak," kata Untung saat jumpa pers di dermaga penyeberangan Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/3/2014).Menurut dia, ledakan di Cilandak lebih dahsyat karena gudang itu lebih besar. Selain itu, di gudang tersebut tersimpan berbagai jenis amunisi, mulai dari amunisi kaliber besar hingga mortir."Kalau yang di Pondok Dayung ini hanya ada amunisi senjata senjata khusus milik Kopaska. Rata-rata senjata ringan seperti pistol dan sejata laras panjang," katanya.Dalam kesempatan itu, Untung menjelaskan kronologi peristiwa ledakan di gudang amunisi Kopaska tersebut.Peristiwa itu bermula ketika pukul 09.05 terlihat dan tercium bau asap di dalam gudang amunisi."Melihat kepulan asap hitam tersebut, anggota jaga langsung mengambil alat pemadam kebakaran dan disemprotkan. Waktu terus bergulir, kemudian sekitar pukul 09.25 WIB terdengar suara ledakan kecil yang membuat anggota jaga dan anggota lainnya panik. Tak berlangsung lama, ledakan besar pun terdengar hingga menyebabkan puluhan personel TNI AL mengalami luka-luka," kata Untung.Padahal, lanjut dia, pada pukul 08.15, anggota jaga sempat melakukan pengecekan rutin di gudang amunisi. Saat itu, semua terlihat baik-baik. Mereka mengecek kebersihan gudang, kelengkapan jumlah senjata, dan aspek lainnya. "Pada jam itulah gudang amunisi dinyatakan aman," katanya.Sebanyak 87 anggota TNI menjadi korban ledakan di Pondok Dayung. Sebanyak 85 orang menderita luka ringan dan sedang, satu orang kritis, dan satu lainnya meninggal.
7. Gudang amunisi Markas Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL Gudang amunisi markas Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, Pondok Dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, meledak. Maret 2014Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama Untung Suropati mengatakan, pada saat kejadian, anggotanya sedang melakukan pengecekan gudang amunisi tersebut.ia mengatakan pada pukul 08.15 WIB anggota jaga gudang amunisi melaksanakan pengecekan rutin dari segi kebersihan, jumlah senjata dan aspek-aspek keamanan dan melaporkan bahwa kondisi aman.Namun, memasuki pukul 09.05 secara tiba-tiba terlihat dan tercium kumpulan asap hitam pekat di gudang amunisi. 8. Ledakan Cilandak
Baca Juga :