Khawatir Kardus Asal China Terpapar Corona, Pria ini Bakar Minimarket Miliknya

bakar minimarket
bakar minimarket (Foto : )
Pemilik minimarket di Australia sengaja membakar tokonya sendiri sebagai upaya untuk mematikan virus corona. Dia khawatir pada kotak-kotak kardus yang masuk ke tokonya berasal dari China.
Dilansir  New York Post , Edward Guy Mason yang memiliki bisnis di kota Bruce Rock, menyakini dirinya terinfeksi virus corona dan berupaya bunuh diri di tempat usahanya.Mason lantas membakar tiga troli berisi kardus pada 25 Maret lalu yang kemudian membuat minimarketnya terbakar hebat. Ia lalu melarikan diri dari lokasi kejadian.Namun ia berhasil terlacak polisi. Saat ditangkap, pria berusia 57 tahun ini mengaku dirinya yakin positif Covid-19 dan berusaha melindungi pembeli dari virus."Saya membakar minimarket untuk membunuh kuman," ujar Mason menurut pengacaranya, Richard Lawson.Keputusan membakar toko berawal dari Mason yang mengetahui bagaimana cara transmisi virus corona."Melihat bagaimana itu dapat ditransmisikan dan saya berpikir, 'Kami mendapatkan kotak-kotak keluar dari gudang, kotak-kotak yang datang dari China. Saya merasa pasti ada kuman pada karton ini," katanya.Dalam persidangan pekan ini, Mason menyatakan bersalah atas tuduhan merusak bangunan.Hakim John Prior memutuskan Mason untuk membayar setengah biaya kerugian terhadap rekan bisnisnya, menangguhkan dakwaan hukuman 16 bulan penjara.Adapun kerugian kerusakan toko yang ia derita sebesar USD 700.000 atau sekitar Rp 10 miliar.“Pada saat itu, anda punya obsesi dengan COVID-19. Itu berdampak pada bisnis kelontong Anda. Anda percaya Anda terinfeksi. Anda ingin membuat orang aman, ”kata Prior.Selepas sidang, Mason mengatakan kepada wartawan bahwa tingkat stresnya melonjak karena tokonya kebanjiran pelanggan ketika pandemic virus corona dimulai.Minimarket Mason yang merupakan satu-satunya toko kelontong di wilayahnya, menjadi tujuan utama orang-orang yang akan memenuhi kebutuhan rumah tangga."Saya membuka toko dan hanya melihat rak saya terus kosong. Sangat sulit untuk ditangani." katanya. "Orang-orang mengemudi 30 menit dari kota lain dan berbelanja di tempatku ketika (minimarket) di kotanya kehabisan stok."Ia menambahkan, "Dari sinilah semua konflik di mulai, pelangganku tak bisa mengerti mengapa mereka tidak bisa mendapatkan kebutuhan hariannya."Ke depan, Mason berencana membangun dan menjalankan kembali bisnis minimarketnya.
New York Post