, gangguan
short sleeper syndrome (SSS) adalah kondisi tidur yang ditandai dengan tidur kurang dari enam jam setiap malam. Kebanyakan orang dewasa membutuhkan tujuh jam atau lebih tidur setiap malam untuk istirahat dan kondisi segar di pagi hari.Namun, mereka yang menderita SSS, kondisi kurang tidur ini bagi mereka adalah normal sepanjang hari meskipun kurang tidur. Mereka tidak perlu tidur siang atau tidur lebih dari biasanya untuk pulih dari kurang tidur. Orang-orang ini berbeda dari mereka yang memilih tidur singkat untuk membatasi tidur mereka.Kebutuhan tidur minimal terjadi secara alami untuk orang dengan SSS. Mereka tidak sengaja membatasi atau menghindari tidur. Bahkan, pola tidur singkat mereka adalah sama di sebagian besar malam, termasuk akhir pekan dan hari libur.Pola tidur singkat biasanya dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja dan berlanjut hingga dewasa. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa SSS dapat dikaitkan dengan mutasi gen.Sebuah studi tahun 2014 di University of Pittsburgh menemukan bahwa sebagian kecil orang memiliki gen tidur singkat. Studi tersebut membandingkan kembar identik, yang membawa mutasi gen tidur singkat dan yang tidak memiliki mutasi ini.Si kembar melakukan tugas kognitif setelah tidur yang sama malam sebelumnya. Si kembar yang membawa mutasi tidur singkat mengungguli saudara kembar identik mereka yang tidak memiliki mutasi.Perubahan gen ini memungkinkan mereka dengan mutasi untuk berpikir dan berfungsi secara normal dengan kurang tidur dibandingkan yang lain.Perubahan ini juga ditemukan pada ibu dan anak perempuan yang secara rutin tidur rata-rata 6,25 jam setiap malam, dibandingkan dengan anggota keluarga mereka yang tidur sekitar 8 jam secara teratur.Ketika mutasi gen yang sama ini diuji coba pada hewan tikus dan lalat buah, kedua spesies secara alami tidur kurang dari rekan-rekan mereka tanpa perubahan gen.Tapi, para peneliti mencatat bahwa memahami kompleksitas tidur manusia tidak dijelaskan oleh gen tunggal.
Baca Juga :