Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Saya yang datang sendirian naik ditemani seorang pemandu wisata. Namanya Imam.Lumayan juga jalurnya. Menanjak melewati tengah hutan. Jalannya sudah disemen jadi anak tangga yang panjang. Di beberapa titik ada pos untuk istirahat dan penjual makanan dan minuman.Hutan ini dihuni banyak binatang. Salah satuny kera ekor panjang yang sering muncul di tepi jalur untuk minta makanan.[caption id="attachment_352295" align="alignnone" width="900"]
Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Makam Syech Subakir berbentuk seperti lingkaran dengan dinding batu bata. Peziarah duduk mengelilingi makam. Biasanya setiap rombongan sudah ada yang memimpin doa. Tapi kalau belum minta minta tolong juru kunci."Lokasi yang paling sering dikunjungi ya makam Syech Subakir ini. Beliau adalah Waliyullah jauh sebelum Walisongo ada," cerita Imam.[caption id="attachment_352296" align="alignnone" width="900"]
Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Di sekitar puncak ada beberapa tempat yang sering dipakai untuk aktifitas ritual. Seperti sebuah pohon besar yang menurut cerita sering dipakai bertapa Pangeran Purbaya dari Mataram.
Pangeran Purbaya adalah salah satu putra Sutawijaya yang kemudian menjadi raja pertama Mataram bergelar Panembahan Senopati. Ibunya bernama Rara Lembayung, putri Ki Ageng Giring III dari Desa Sodo, Palihan, Gunungkidul.
Semasa muda Purbaya dikenal dengan sebutan Jaka Umbaran yang artinya anak tanpa asuhan atau ditelantarkan.