Terkait prostitusi artis, penulis buku Moammar Emka menyebut, prostitusi artis kelas atas memang sulit dilacak, karena mereka menggunakan cara dengan kontrak tertulis.
Penangkapan artis Hana Hanifah terkait dugaan prostitusi artis sebenarnya hanya sebagian kecil dari kasus tersebut.Karena berdasarkan keterangan penulis buku Jakarta Undercover, Moammar Emka, ada beberapa artis lain yang terlibat dengan tingkat tarif yang lebih mahal dari artis FTV itu.Namun jejak mereka tidak bisa dengan mudah dilacak. Karena modusnya berbeda dengan yang dipakai artis yang dibayar hanya berkisar puluhan juta rupiah.Hal ini diungkapkan oleh Moammar Emka, dalam dialog di Kanal YouTube KompasTV, Rabu (15/7/2020)"Susah diendus bagian prostitusinya," kata Emka.Moammar Emka menyebut motif yang digunakan kelas atas itu biasanya lebih rumit. Mereka akan menggunakan perjanjian tertulis sebagai kontrak kerja."Ada kontrak nikah, plesir seks, kontrak piaraan. Ini yang susah masuk dalam kasus prostitusi," jelasnya.Sementara pada bagian perjanjian, klien itu akan memberikan sesuai dengan permintaan pemberi layanan jasa seks."Bulanan dikasih berapa, rumahnya seperti apa, mobilnya jenis apa. Benar-benar seperti profesional, kayak kontrak kerjaan," tambah Emka.Selain kontrak itu, yang menjadi pembeda antara kelas atas dan kelas bawah adalah durasi bisnis esek-esek yang diberikan.Kelas atas menurutnya, kontrak itu lebih lama waktunya. Bisa seminggu, sebulan atau mencapai tahunan."Ada setahunan malah. Bahasa ngetrendnya apa yah, plesiran bahagia. Misalnya menemani ke luar negeri.""Hal itu lah yang juga kemudian susah untuk dilacak. Seperti pacarnya dibiayain, itu hukumannya enggak ada. Kayak relationship aja. Tapi mereka punya surat (perjanjian) materai," papar Emka.Emka menambahkan, beda halnya dengan mereka di kelas bawah, yang hanya memberikan layanan seks singkat dan uang yang diterima secara langsung,"Sekarang itu kebanyakan kelas C (bawah), menerima open BO (booking out) atau short time lagi. Rekening pembayarannya ada dua, masuk ke pribadi dan ada mucikari.” kata EmkaSementara pemberi layanan seks di kelas atas tidak menggunakan cara itu. Mereka akan mendapat sesuai dengan kontrak kerja."Jarang sekali ada transferan yang cash on delivery. Makanya saya bilang, kelas atas tidak ada nominal pasti. (Harganya) Ratusan juta hingga miliaran rupiah," pungkas Emka.
Baca Juga :