Menjadi pesulap global penuh waktu tak pernah terbayangkan oleh David yang sudah tinggal di Jepang selama 20 tahun ini.Setelah meninggalkan dunia teknologi informasi beberapa tahun lalu, dia kemudian merintis bisnis pariwisata di Tokyo. Ayah satu anak ini menyediakan layanan tur keliling Jepang kepada turis internasional, banyak diantaranya dari Indonesia.Dia juga pernah membuat program televisi "Kokoro NoTomo" yang menampilkan kebudayaan Jepang di sebuah stasiun TV swasta di Indonesia.Selama 12 tahun lebih, sulap hanya jadi pekerjaan sampingan di akhir pekan. Tapi semua berubah ketika pandemi Covid-19 melanda Jepang,"Bisnis pariwisata itu bener-bener anjlok hampir dalam semalam semua hilang. Dan sekarang apa yang kita lakukan sebagai
entertainer. Saya beruntung ya saya (bersyukur) kepada Yang Maha Kuasa saya punya skill lain yang bisa saya pakai untuk berkarir," lanjut David.Sejak April, David telah menggelar lebih dari 70 pertunjukan sulap secara virtual. Pria berusia 43 tahun ini mempromosikan pertunjukannnya lewat platform Airbnb dan memasang harga mulai dari 12 dollar atau setara Rp173 ribu per orang.Tapi seiring dengan meningkatnya popularitas online experience
, semakin besar pula persaingannya.Kini ada puluhan pesulap yang menawarkan pengalaman virtual lewat platform yang sama. Karena itu, David yang mahir berbahasa Indonesia, Inggris dan Jepang, menawarkan sesuatu yang berbeda."Saya menggabungkan dua unsur iniĀ magic and tourism . Dalam performance saya itu juga jadi alasan kenapa saya menggunakan baju khas Jepang, karena inilah yang bisa membedakan saya dengan pesulap lain," katanya.Untuk saat ini, David membawa unsur pariwisata ke dalam pertunjukan sulapnya. Tapi ia berharap dapatĀ kembali membawa trik sulap ke bisnis pariwisatanya untuk menghibur para turis saat Jepang sudah pulih dari pandemi corona.
Baca Juga :