Aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa dan PKL di Ambon, Maluku, yang memprotes kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung ricuh.
Kericuhan terjadi ketika ratusan mahasiswa dan Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Mardika berusaha memaksa masuk Balai Kota Ambon, Maluku, untuk menyampaikan aspirasi kepada Wali Kota Ambon Richard Louhenpessy terkait PSBB, Kamis (2/7/2020).Sejumlah petugas Satpol PP dan Polresta Pulau Ambon pun menghalau mereka mundur. Aksi saling dorong di antara demonstran dan aparat terjadi selama beberapa menit.Tak bisa masuk, akhirnya para demonstran berorasi di depan pintu gerbang Balai Kota Ambon, memprotes kebijakan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy yang telah menerbitkan peraturan Wali Kota Nomor 18 Tahun 2020 tentang Penerapan PSBB yang dianggap diskriminatif terhadap PKL.Suasana unjuk rasa kembali memanas. Ratusan pendemo dan petugas Satpol PP kembali terlibat aksi saling dorong. Petugas naik pitam dan menyerang demonstran, serta berusaha menarik salah satu pendemo yang dianggap provokator, masuk ke dalam pelataran Balai Kota Ambon. Namun dia berhasil meloloskan diri dan kembali ke dalam lingkaran aksi.Para pengunjuk rasa tak tinggal diam. Mereka beraksi hingga ke jalan dan sempat membuat arus kendaraan terhambat dan menimbulkan kemacetan lalu lintas. Melihatnya, polisi menghalau mereka hingga lalu lintas kembali lancar."Hak kebutuhan tak dilihat saat pasar ditutup. Banyak yang belum mendapatkan bantuan. Mereka dilarang menjual sementara mereka tidak mendapatkan bantuan," kata Fharudin Tokomadoran, koordinator aksi.Dia melanjutkan, ada beberapa kejanggalan penanganan covid-19 di tengah masyarakat. Pemerintah dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 harus melakukan investigasi terhadap beberapa pasien yang Minggu kemarin divonis corona dan meninggal. Sementara pihak keluarga menyebut pasien tersebut tidak corona. Christ Belseran | Ambon, Maluku
Baca Juga :