Lion Air Group Kurangi 2.600 Pegawai Kontrak

pesawat lion air
pesawat lion air (Foto : )
Manajemen Lion Air Group melakukan pengurangan tenaga kerja baik lokal maupun asing yang masa kontrak kerjanya telah habis.
Lion Air Group yang terdiri dari Lion Air, Wings Air, Batik Air dan para anggota afiliasi member of Lion Air Group menguumkan pengurangan tenaga kerja kontrak. “Lion Air Group mengumumkan pengurangan tenaga kerja Indonesia dan asing
(expatriate). Metode pengurangan berdasarkan masa kontrak kerja berakhir dan tidak diperpanjang,” ungkap Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro melalui surat elektonik ke Antvklik, Kamis (2/7/2020). Menurut Danang berdasarkan masa kontrak kerja berakhir dan tidak diperpanjang ada 2.600 orang. “Pengurangan tenaga kerja berdasarkan masa kontrak kerja berakhir dan tidak diperpanjang yaitu kurang lebih 2.600 orang dari total karyawan kurang lebih 29.000,” terang Danang saat dihubungi Antvklik. Alasan pengurangan karena Lion Air mengalami masa sulit akibat terdampak COVID-19. “Lion Air Group sedang berada di masa sulit dan menantang, atas kondisi terbentuk dari akibat Covid-19 serta memberikan dampak luar biasa yang mengakibatkan situasi penuh ketidakpastian,” kata Danang. Keputusan berat Lion Air ini diambil sebagai strategi untuk mempertahankan kelangsungan bisnis perusahaan. “Keputusan berat tersebut diambil dengan tujuan utama sebagai strategi sejalan mempertahankan kelangsungan bisnis dan perusahaan tetap terjaga, merampingkan operasi perusahaan, mengurangi pengeluaran dan merestrukturisasi organisasi di tengah kondisi operasional penerbangan yang belum kembali normal sebagai dampak pandemi Covid-19,” ujar Danang. Lion Air Group mengaku dalam tindakan proaktif berdasarkan mitigasi guna menjaga kelangsungan dimaksud, pada kondisi pendapatan yang sangat minimal, karena terjadi pembatasan perjalanan dan penghentian sementara operasional penerbangan. Sejak mulai beroperasi kembali yang dijalankan secara bertahap, Lion Air Group rata-rata mengoperasikan 10-15% dari kapasitas normal sebelumnya yakni rerata 1.400 - 1.600 penerbangan per hari.

Mati suri

Akibat minimnya operasional pesawat angkut Lion Air mengakibatkan konidis perusahaan mati suri. “Pada tahun ini, pandemi Covid-19 menjadikan industri penerbangan mati suri atau tidak beroperasi normal di jaringan domestik dan internasional. Sementara, biaya-biaya yang harus ditanggung tanpa beroperasi masih cukup besar, sehingga menimbulkan kesulitan yang sangat berat,” kata Danang. Lion air juga menjelaskan sebelumnya sudah melakukan tindakan penghematan dengan pemotongan gaji pegawai. “Pemotongan pengahasilan seluruh manajemen dan karyawan dengan nilai prosentase bervariasi, semakin besar penghasilan semakin besar nilai nominal potongannya. Kebijakan-kebijakan tersebut telah mulai dilaksanakan dan diterapkan tahun ini pada Maret, April, Mei, Juni sampai waktu yang belum ditentukan (pemberitahuan lebih lanjut/ until further notice),” terang Danang. Lion Air Group berencana, apabila di waktu mendatang kondisi perusahaan kembali pulih dan lebih baik secara bisnis, operasional serta pendapatan, maka karyawan dimaksud (yang tidak diperpanjang kontrak kerja) akan diprioritaskan untuk memiliki kesempatan kembali bekerja di Lion Air Group. Lion Air juga menjelaskan akan melakukan sejumlah langkah penghematan pada masa mendatang. “Lion Air Group masih terus memonitor, mengumpulkan data dan informasi, mempelajari situasi yang terjadi seiring mempersiapkan strategi dan langkah lainnya yang akan diambil guna tetap menjaga kelangsungan hidup perusahaan sekaligus meminimalisir (mengurangi) beban yang ditanggung selama pandemi Covid-19, pungkas Danang.