Wapres Ma’ruf Amin menekankan inovasi bentuk pembelajaran yang bisa diterapkan di era normal baru.
Hal itu diungkapkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada acara Seminar Nasional Virtual bertajuk “Madrasah Diniyah Takmiliyah: Hambatan dan Harapan Menghadapi New Normal” yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP-FKTD), Rabu (24/6/2020).“Kita mengajak pengelola pesantren, guru, orang tua, santri dan calon santri, para pakar pendidikan dan perlindungan anak agar diperoleh solusi terbaik untuk pendidikan anak. Misalnya dengan inovasi bentuk pembelajaran kelompok-kelompok kecil dan penyesuaian kurikulum dengan format pembelajaran jarak jauh. Hal ini perlu dilakukan karena adanya perbedaan karakter antara belajar tatap muka dengan belajar jarak jauh,” ujar wapres.Lebih lanjut Wapres menyampaikan bahwa hal ini perlu dilakukan mengingat ilmu agama tidak bisa hanya didekati semata dengan cara mengalihkan pengetahuan ke peserta didik.“Ilmu agama yang berupa pengetahuan dapat dicarikan solusinya dengan belajar di rumah melalui internet. Namun hal itu tidak bisa menjadi solusi untuk internalisasi dan penanaman nilai keagamaan, karena memerlukan tatap muka langsung dan keteladanan dari pembimbing rohani,” ungkap wapres.Wapres menekankan pentingnya melindungi dan menjamin hak para peserta didik. Hal ini dikarenakan jumlah peserta didik Madrasah Diniyah Takmiliyah sangatlah besar yakni sebanyak 6.369.382 orang santri dari 86.390 lembaga di seluruh Indonesia, dengan jumlah tenaga pendidik sebesar 451.823 orang.“Besarnya jumlah tersebut menuntut perhatian kita semua dalam menjamin dan melindungi hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, dan berkembang secara optimal serta berupaya mematuhi protokol kesehatan,” ujar wapres.Wapres juga mengatakan bahwa penerapan tantanan normal baru memiliki tantangan tersendiri.“Pembukaan kegiatan sekolah/madrasah dan perlindungan kesehatan menjadi dilema yang sangat sulit bagi Pemerintah. Hasil studi di beberapa negara menunjukkan bahwa gangguan pada pendidikan dapat menyebabkan dampak jangka panjang terutama bagi kelompok rentan. Bagi kelompok ini, pendidikan tidak hanya memberikan keamanan dan perlindungan tetapi yang lebih penting adalah juga harapan untuk masa depan,” terangnya.Di sisi lain, belajar secara daring juga membutuhkan koneksi internet yang baik.“Perlu disiapkan bagaimana belajar di rumah dapat tetap efektif dan anak dapat terlayani pendidikannya dengan menyesuaikan kondisi anak, ketersediaan koneksi internet, infrastruktur,” pungkasnya.
Baca Juga :