Pecundang. Begitulah julukan bagi yang gemar menghasut. Orang-orang kalah. Penipu. Munafik. Banyak orang seperti itu demi mengangkat eksistensi dirinya dari bukan siapa-siapa menjadi “seseorang”. Dia bisa dengan mudah menghancurkan orang lain. Waspadai model manusia seperti ini di tempat kerja. Atau jangan-jangan kita yang justru memiliki mental pecundang?
Jika kita tidak memiliki integritas dan apa pun kecuali kepentingan kita sendiri alias egois, mungkin kita, Anda dan saya, bisa juga disebut sebagai seorang pecundang. Mari kita tengok ke dalam diri:
Apakah kita doyan menyalahkan orang lain?
Bekerja adalah aktivitas atau kesibukan secara sadar untuk merampungkan proses menuju hasil yang sesuai harapan. Sistematis artinya berkaitan dengan orang lain yang saling mendukung.
Nah, jika kita apa yang kita kerjakan tidak selesai tepat waktu, target kita tidak tercapai, lalu apa hal pertama yang kita lakukan? Menyalahkan orang lain? Mengakui bahwa ini memang salah kita?
Apakah kita selalu mencari pembenaran?
Pembenaran untuk apa? Tetap berada dalam comfort zone-nya! Padahal zona nyaman ini justru telah mengungkungnya. Menidurkan kreatifitasnya. Hingga tidak mampu memunculkan rasa percaya diri jika ditantang berada pada tugas baru.
Juga pandai berkelit untuk menghindari mengaku salah. Mengelak bertanggungjawab pada kesalahan atau ketidak-tepatan target maupun penyelesaian tugas yang diembankan pada kita.
Apakah kita sok bisa dan sok tahu?
Sungguh menyenangkan jika bekerja dengan orang yang tidak merasa serba tahu dan serba bisa. Karena biasanya orang yang sok bisa, sok tahu sebenarnya ilmunya ya sebegitu-begitu saja. Cirinya adalah cenderung merendahkan orang-orang di sekitar dan tidak menerima pendapat dari orang lain.
Selamat bekerja,
Jangan lupa kalau berangkat ke kantor mukanya dibawa, biar nggak cari-cari muka kalau pas bekerja. (*)
Baca Juga :