Kiat-kiat menjadi Public Relation di era digital saat ini menjadi bahasan menarik dalam talkshow zoom.
antvklik.com Menjadi seorang Public Relations (PR) yang ideal perlu mengedepankan beberapa hal, di antaranya memiliki semangat juang yang kuat dan terus belajar serta mengikuti arus zaman seperti era digital saat ini.Inilah yang terungkap dalam dialog interaktif Mas Asmono Wikan selaku Founder dan Chairman Mas Asmono Wikan (MAW) Talk dengan Ika Sastrosoebroto selaku CEO Prominent PR yang digelar secara live, melalui zoom, akhir pekan ini.Menurut Ika, kendati diakuinya tidak mudah mencari PR yang ideal di sini, tetapi setidaknya, tetap berusaha menjadi PR yang relevan di setiap lintasan zaman dan generasi.Ideal adalah mereka yang berkarakter kuat seperti memiliki sifat jujur, mau berjuang, dan pembelajar. Selain itu, perlu memiliki kompetensi yang memadai serta jaringan yang cukup luas.Sifat pejuang ditujukan kepada pemilik semangat juang (fighting spirit) yang tidak mudah menyerah apalagi lembek. Di zaman yang semakin sulit ini, figur-figur yang berkarakter kuat sangat dibutuhkan di dunia PR.Sedangkan soal kompetensi memang penting, tetapi bisa dipelajari. Tentang jaringan sosial, diperoleh dari banyaknya forum yang bisa menjadikan kita mempunyai relasi luas, semacam Linked-in.Menurut Ika, pekerjaannya sebagai konsultan PR menjadikan ia melihat pekerjaan tersebut seperti sebuah permainan yang cukup menantang untuk mencapai goal (tujuan hasil akhir), sehingga tetap perlu berjuang yang dilakukan penuh rasa tanggung jawab.“Dengan menganggap bekerja seperti games, tidak akan merasa lelah, tetap asyik, namun perlu perjuangan dan tanggung jawab,” katanya.Itu sebabnya menjadi seorang PR akan lebih banyak mendengar dibanding berbicara, supaya bisa tahu berbagai hal yang terjadi di masyarakat sambil mencari solusinya. Perlu juga mengetahui update teknologi, karena mereka membantu menyelesaikan berbagai keterbatasan manusia.Salah satu tips yang Ika bagikan dalam kesempatan talk show adalah bagaimana tetap relevan melintasi perlintasan zaman, dengan mengenolkan pikiran kita, agar dapat memahami hal-hal baru. Sebab kalau diibaratkan dengan gelas, apabila gelasnya sudah setengah terisi, akan sulit juga menerima isi gelas secara penuh.Setelah lebih banyak mendengar, berikutnya masuk tahapan komunikasi, karena berkomunikasi bukan hanya menyampaikan pesan tapi harus meyakinkan orang melakukan apa yang kita inginkan sepresisi mungkin dalam jumlah (volume), kecepatan (velocity), ragam (variety), ketepatan (veracity), dinamika (variability) sehingga menghasilkan nilai (value).Bicara tentang life communication sebenarnya menjadi keahlian praktis yakni bagaimana para praktisi komunikasi melakukan praktek komunikasi dengan semua unsur masyarakat. Sebagai pembelajaran kehidupan, di sini maknanya erat dengan komunikasi kehidupan, karena banyak yang pandai dalam strategi, namun tidak cakap dalam bersosialisasi, kerap terjadi miss understanding.Komunikasi teknis menjadi kemampuan penting membangkitkan imajinasi dan menguatkan empati sebagai keunggulan manusia. Keunggulan tidak tergantikan yang membuat manusia menyesuaikan diri dan mampu hidup dengan perubahan baru dalam konteks new normal.Diakui pada saat ini fungsi pengetahuan dan menghafal banyak diambil alih oleh google sebagai mesin pencari (search engine).“Dengan membuka situs google, maka banyak orang merasa ahli. Sementara google hanya menyajikan data yang butuh diproses dan diolah menjadi informasi, sampai menjadi pengetahuan/knowledge, lalu jadi insight dan akhirnya menjadi wisdom yang masih perlu dianalisis, sehingga menghasilkan analisis hakiki dan menjadi usulan program. Barulah data tersebut siap diamplify (diperjelas/diperkuat) maknanya," tuturnya.Kerap dengan keberadaan google, sepertinya kita menjadi bersikap sebagai orang yang memiliki Illussion of knowledge, artinya merasa tahu segalanya dengan adanya akses internet ke mesin pencari.Padahal harapannya kita semua terlahir untuk menjadi pembelajar dan pejuang. Bukan dengan adanya google, maka data yang didapat menjadi knowledge dalam analisis yang sesungguhnya, namun data tersebut harus melalui pentahapan diolah sampai menjadi kuat, menjadi data final untuk disajikan.Apakah ke depannya fungsi manusia akan tergantikan oleh robot, karena saat ini dunia teknologi semakin mudah diakses, bahkan fungsi mekanis dengan adanya segala inovasi bidang Industry 4.0 kian masif digunakan di segala aspek kehidupan.Termasuk di dalam bidang kehumasan, robot tidak dapat menggantikan manusia dengan pikirannya dan memiliki sosial empati. Kendati sejumlah negara kini mulai mengaplikasikan berbagai pekerjaan manusia yang akhirnya diambil alih robot, sehingga banyak orang kehilangan pekerjaannya, namun kemudian muncul anggapan di mana robot tersebut diberdayakan, agar mampu menghasilkan pendapatan bagi pemiliknya.Konsep universal basic income (UBI) kini mulai diterapkan di sejumlah negara, di mana negara memberikan gaji dalam jumlah tertentu kepada warga negara untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Biayanya diambil dari pajak yang dipungut dari perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan robot atau mesin-mesin pintar itu.Diharapkan orang-orang yang peroleh UBI, dapat menggunakan waktu mereka untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi, sampai menemukan berbagai pekerjaan baru .Maka di sini fungsi PR adalah memperkuat asumsi, teknologi adalah perpanjangan tengan manusia. Dengan adanya socio culture (budaya sosial), maka teknologi juga dapat mempermudah pekerjaan PR. Maka penting bagi PR adanya suatu adaptive mindset.
Baca Juga :