Fenomena gerhana matahari cincin (GMC) akan terlihat di sejumlah wilayah Tanah Air pada Minggu, 21 Juni 2020 nanti, seperti disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
GMC akan melewati 432 pusat kota dan kabupaten di 31 provinsi berupa gerhana matahari sebagian dengan magnitudo terentang antara 0,000 di Kepanjen, Jawa Timur sampai dengan 0,522 di Melonguane, Sulawesi Utara.
Waktu terjadinya gerhana di setiap lokasi akan berbeda-beda. Di Indonesia, waktu mulai gerhananya paling awal adalah di Sabang, Aceh, yang terjadi pada pukul 13.16 WIB.
Sebanyak dua kota di Bengkulu, tujuh kota di Lampung, sepuluh kota Jawa Tengah, tujuh kota di Jawa Timur, semua kota di Jawa Barat (kecuali Indramayu), Banten, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta, tak bisa menyaksikan gerhana ini.
Lebih lanjut, BMKG menyampaikan tujuh kota di Papua juga tidak dapat mengamati puncak dan kontak akhir Gerhana Matahari mengingat matahari di kawasan itu sudah terbenam saat kedua fase itu terjadi.
"Sementara itu pengamat yang berada di antara garis oranye dan ungu, yaitu di 50 kota yang tersebar di Papua, Papua Barat, dan sebagian besar Maluku tidak akan mengamati kontak akhir," kutip BMKG.
Di sisi lain, BMKG menyampaikan 432 pusat kota dan kabupaten di 31 provinsi akan meyaksikan Gerhana Matahari Sebagian. Hal itu terjadi karena magnitudo GMC terentang antara 0,000 di Kepanjen, Jawa Timur sampai dengan 0,522 di Melonguane, Sulawesi Utara.
Adapun kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir adalah di Kepanjen, Jawa Timur, yaitu pukul 15.19 WIB.
Waktu puncak gerhana di Kota Sabang terjadi pada pukul 14.34 WIB, terakhir di Agats, Papua pada pukul 17.37 WIB.
Dengan membandingkan selisih antara waktu kontak akhir dan waktu kontak awal di setiap kota, durasi gerhana paling sebentar akan terjadi di Kepanjen, Jawa Timur, yaitu hanya selama 3 menit 17,1 detik.
Sementara itu, durasi gerhana paling lama akan terjadi di Sabang, Aceh, yaitu selama 2 jam 27 menit 11,1 detik.
BMKG menyampaikan Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris dan pada saat itu piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari.
Akibatnya, Matahari akan tampak seperti cincin saat puncak gerhana, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.
BMKG juga menyampaikan ada dua macam bayangan bulan yang terbentuk saat Gerhana Matahari Cincin, yakni antumbra dan penumbra.
Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati akan berupa Gerhana Matahari Cincin. Sedangkan di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa Gerhana Matahari Sebagian.
Adapun negara yang akan menikmati fenomena Gerhana Cincin Matahari adalah Kongo, Sudan Selatan, Ethiopia, Yaman, Oman, Pakistan, India, Cina, dan Samudera Pasifik.
Sedangkan yang menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian adalah Afrika bagian Utara dan Timur, Asia, Samudera Hindia, sebagian negara Eropa, Australia bagian Utara, dan Samudera Pasifik
Sementara itu, menurut peneliti dari Pusat Sains Antariksa (Pusainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Gerhana Matahari Cincin akan terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris, pada saat itu piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada Matahari.
Sehingga, saat puncak gerhana, Matahari akan tampak seperti cincin, gelap di bagian tengah dan terang di bagian pinggirnya.
[caption id="attachment_337928" align="aligncenter" width="900"] Peta Lintasan Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020 di Indonesia (Foto BMKG)[/caption]
Selain Indonesia, wilayah yang terlewati GMC adalah Kongo, Sudan Selatan, Ethiopia, Yaman, Oman, Pakistan, India, China, dan Samudera Pasifik.
GMC yang terjadi pada 21 Juni 2020 ini juga dapat diamati di Afrika bagian Utara dan Timur, Samudra India, sebagian negara Eropa, Australia bagian Utara.
Gerhana matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bulan, sehingga tidak semuanya sampai ke bumi.
Untuk gerhana matahari cincin terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris. Saat itu bulan menjadi lebih kecil daripada piringan matahari.
Akibatnya, saat puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.
Pada tahun 2020 ini diprediksi terjadi enam kali gerhana.
Pertama, gerhana bulan penumbra 11 Januari 2020, yang dapat diamatidi Indonesia.
Kedua, gerhana bulan penumbra 6 Juni 2020, yang dapat diamatidi Indonesia.
Ketiga, gerhana matahari cincin 21 Juni 2020, yang dapat diamati diIndonesia berupa gerhana matahari sebagian, kecuali di sebagian besar Jawa dan sebagian kecil Sumatera bagian Selatan.
Keempat, gerhana bulan penumbra 5 Juli 2020, yang tidak dapat diamati di Indonesia.
Kelima, gerhana bulan penumbra 20 November 2020, yang dapat diamati di wilayah Indonesia bagian Barat menjelang gerhana berakhir.
Keenam, gerhana matahari total 4 Desember 2020, yang tidak dapat diamati di Indonesia.
Baca Juga :