Kenaikan tarif listrik selama pandemi kembali dikeluhkan banyak orang. PT PLN (Persero) berdalih kenaikan tagihan kemungkinan dikarenakan masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Menanggapi kenaikan tagihan listrik, Yuli Sugihartati, seorang ibu yang juga pegiat sosial yang aktif dalam gerakan energi terbarukan melalui biogas, mengatakan kalau kondisi ini harusnya membuat pemerintah peka kalau masyarakat butuh subsidi listrik.Sebelumnya Yuli memulai petisi daring www.change.org/subsidilistrik bulan lalu. Petisinya kini sudah didukung lebih dari 52 ribu orang. Melalui petisi Yuli meminta Pemerintah menyediakan keringanan biaya listrik kepada rumah pengguna PLN skala rumah tangga dengan batas daya listrik 900VA non subsidi dan 1300VA.Menurutnya, kebijakan Pemerintah soal subsidi listrik lewat Perppu No.1/2020 masih kurang tepat karena belum menyentuh semua kelompok menengah ke bawah. Dalam aturan tersebut pelanggan yang berhak atas tarif listrik gratis adalah pelanggan berdaya listrik 450 VA sementara 900 VA golongan subsidi mendapat keringanan tarif 50%.Namun Yuli mengatakan kalau saat ini PLN jarang sekali menyediakan pemasangan daya listrik 450 VA dan 900 VA subsidi. Hal ini membuat tidak semua rakyat miskin bisa mendapat listrik subsidi.“Pada saat pemasangan instalasi listrik, PLN sudah jarang menyediakan pemasangan dengan batas daya listrik dibawah 1300 VA. Bahkan PLN sendiri mengatakan kalau mereka sudah tidak melayani pemasangan baru untuk listrik daya 450VA, kecuali untuk pelanggan yang masuk wilayah terdepan, terluar dan tertinggal. Jadi bisa dikatakan, rumah tangga dengan batas daya listrik 900 VA nonsubsidi dan 1300 VA belum tentu kelompok mampu,” kata Yuli.Yuli juga berharap Pemerintah mau mendengar suara rakyat kecil karena Presiden Joko Widodo sendiri maju menjadi Presiden dari PDIP Perjuangan yang mengaku sebagai “Partai Wong Cilik”.“Suara kita sepertinya belum sampai ke Bapak Jokowi dan Menteri BUMN. Bukannya subsidi yang kita dapat, baru-baru ini ramai keluhan masyarakat soal tagihan listrik yang melonjak naik,” tegas Yuli.Keluhan banyak dilontarkan masyarakat lewat media sosial dan komentar di petisi.“Saya jujur kaget dengan tagihan listrik bulan Juni yg kenaikannya 2x lipat. Sudah menghubungi pihak PLN bilang nya karena tagihan yg Maret dan April PLN cuma merata-ratakan saja dari bulan yg lalu, dan pas dateng tukang PLN nya dan memfoto meteran listrik, langsung di totalin semua nya, dan itu katanya pihak PLN sudah mencicilkan pembayaran tersebut secara beberapa tahap agar masyarakat bisa bayar, jadi kemungkinan bulan depan juga akan melonjak lagi. Mana suami saya di phk tanpa gaji, saya yg bekerja dgn gaji pas-pasan buat biaya kehidupan sehari-hari dan bayar kontrakan masih kurang. Kami yg dengan daya 1300 itu bukan kalangan orang kaya, kita juga orang menengah kebawah. Jadi tolong perhatikan kami juga,” tulis Nur Fajriyah Heriyanti di komentar petisi.“Hai @pln_123 , tagihan listrik saya melonjak luar biasa, bisa dijelaskan kenapa? Bila alasannya peningkatan pemakaian karena WFH, kenaikan dari Maret ke April mungkin masih bisa diterima, tapi tagihan bulan ini dgn pola pemakaian yg sama rasanya tidak masuk akal,” tulis @berlianidris di Twitter.“Rumah Kosong Tapi Tagihan Listrik Tetap Jalan, PLN : Itu Kos-kosan. Apapun alasan yg diberikan oleh PLN, tidak bisa mematahkan kecurigaan pelanggan bahwa ada kecurangan dengan modus membengkakkan tarif listrik,” tulis @OpanMin0n di Twitter.“Sebelum WFH gw ada usaha juice yg artinya konsumsi listrik pasti nambah, pemakaian AC lebih sering sebelum WFH. Tagihan make token. Setelah WFH jarang make AC, ga dagang Juice tapi knpa sekarang beli token 200rb abis dalam 7 hari dari sebelumnya 200rb buat 2 Minggu #PLNVangke”, tulis @fortvanderwicjk di Twitter.Menurut Yuli sejak pandemi Covid-19, dampak ekonomi sangat terasa terutama bagi keluarga kelas menengah ke bawah, seperti buruh pabrik, petani, nelayan, pedagang asongan, supir dan masih banyak lagi. Tidak sedikit dari mereka yang dirumahkan tanpa gaji, di-PHK, pemasukan berkurang karena warung terpaksa tutup selama pandemi.Yuli berharap pemerintahan Presiden Joko Widodo mau mendengar dan mengurangi beban masyarakat kecil agar menjadi lebih ringan dan lebih semangat lagi menghadapi situasi sulit dan himpitan ekonomi yang kita semua belum tahu kapan akan berakhirnya.
Ori Sanri Sidabutar | Associate Campaigner, Change.org Indonesia
Baca Juga :