Waspadalah, anak-anak lebih beresiko meninggal jika positif Covid-19 dan salah satu kondisi yang banyak diidap oleh anak-anak di Indonesia ternyata bisa membuat virus corona menjadi mematikan pada anak.
Kondisi itu dianggap sebagai salah satu komorbid (penyakit penyerta) yang membuat anak penderita atau yang positif Covid-19 tidak bisa diselamatkan dari kematian.Kondisi seperti itu disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia atau PP IDAI, Aman Bhakti Pulungan yang juga memaparkan penyakit-penyakit lain yang membuat tingkat kematian Covid-19 pada anak di Indonesia begitu tinggi.Kondisi itu sejatinya juga menegaskan pernyataan dirinya bahwa anak-anak sama berisikonya dengan orang dewasa jika terinfeksi Covid-19."Anak itu Pak, banyak yang meninggal, satu anak pun tidak boleh meninggal. Jangan dibilang anak itu enggak ada (yang) meninggal," kata Aman dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) secara daring, Kamis (11/6/2020).Aman menanggapi pernyataan Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja di acara yang sama yang menyatakan bahwa orang tua lebih berisiko meninggal dunia akibat Covid-19."Memang ada anak-anak yang tertular banyak, tetapi dibandingkan yang orang tua ini jauh lebih banyak orang tua yang meninggal karena infeksi atau tertular virus," kata Wisnu.Merujuk pada data PP IDAI, Aman menyebut, jumlah anak yang terinfeksi Covid-19 dan meninggal dunia akibat Covid-19 terus bertambah dan paling banyak berasal dari kelompok umur balita, disusul anak usia sekolah. Aman menyampaikan, anak-anak pun mempunyai komorbid (penyakit penyerta) yang dapat menyebabkan kematian akibat Covid-19 selayaknya orang dewasa."Selalu dikatakan anak itu tidak ada komorbidnya dan lain-lain, komorbid kita apa?" kata Aman."Kurang gizi termasuk malnutrisi di sini, TBC kita tinggi, demam berdarah masih ada kita, ada yang masuk juga dengan radang otak." tambah AmanSelain itu, ada ancaman asma dan diabetes yang juga menjadi komorbid pada anak, sehingga dirinya mengingatkan, tanpa adanya wabah Covid-19, angka kematian anak di Indonesia masih terbilang tinggi."Kan kita tidak mau ada paparan tambahan yang membuat anak-anak ini akan lebih menjadi populasi yang rentan, ini yang harus kita lindungi," beber Aman.
Masalah gizi, yang disebut sebagai salah satu komorbid pada anak dalam kasus Covid-19 ternyata menjadi masalah besar di Indonesia, s ebab, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018, 17,7% balita di Indonesia mengalami masalah giziBahkan, anak-anak Indonesia, yang menjadi harapan masa depan bangsa, justru sebagan besar (29,9%) menaglami masalag gizi di usia dini.
Baca Juga :