Di Belgia ada "taman surga" bernama Pairi Daiza. Taman ini seluas 69 hektar berlokasi di Brugelette, Provinsi Hainaut, sekitar 1 jam bermobil dari Brussels.
Taman Pairi Daiza dinobatkan sebagai taman terbaik di Eropa pada 2018 dan 2019. Kata "pairi daiza" bermakna "surga" dalam bahasa Avestan (bahasa Persia Kuno dalam kitab suci Zoroaster). Sekitar 2 juta pengunjung setiap tahunnya menikmati keindahan Pairi Daiza.
Jelas Ini bukan jumlah pengunjung yang sedikit. Ada taman-taman tematik di sana dan juga kebun binatang. Para pengunjung dapat menikmati keindahan Chinese Garden lengkap dengan beruang Panda, Kerajaan Ganesha bertemakan keanggunan budaya dan satwa Indonesia, Taman Burung, Aquarium Nautilus dengan berbagai binatang bawah laut yang eksotis, Algoa Bay dengan pinguin dan singa laut.
Ada juga Mersis Emergo dengan tema lingkungan hidup yang berkelanjutan. Berbagai tanaman tropis apik tertata di dalam fasilitas greenhouse beserta oasis dengan air terjun yang anggun. Bahkan suasana kutub utara pun ikut dihadirkan di La Terre du Froid lengkap dengan beruang es dan rusa kutub-nya. Ditambah pula dengan kebun binatang dengan koleksi sekitar 4000 satwa eksotis seperti harimau, gajah, zebra, jerapah, bison, buaya dan gorilla.
Para pengunjung dapat menikmati tari dan musik Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Latin. Beberapa restoran siap menyediakan konsumsi bagi para pengunjung. Ada pula tamu yang bermalam di hotel untuk menikmati suasana pagi hari ditengah-tengah keindahan fauna dan flora di taman Pairi Daiza.
Sahabat Indonesia
Untuk informasi, Tuan Eric Domb (60 tahun) adalah pemilik Pairi Daiza. Dia adalah tokoh masyarakat Wallonia dan juga seorang pengusaha sukses. Eric adalah sahabat Indonesia. Dia jatuh cinta pada Indonesia sejak berusia 18 tahun ketika pertama kali berkunjung ke Bali pada 1978. Sejak itu ia kerap menjelajahi Indonesia untuk menikmati alam, budaya dan keramah-tamahan masyarakat Jawa, Sumatra, Nias, Kalimantan, Toraja dan Nusa Tenggara Timur. Cita-cita Eric adalah menghadirkan Indonesia di Belgia agar dapat dinikmati oleh seluruh Eropa. Cita-cita itu terealisasi dengan hadirnya Kerajaan Ganesha di Pairi Daiza sebagai salah satu taman tematik di sana. [caption id="attachment_333452" align="aligncenter" width="900"] Eric Domb, CEO dan pemillik Pairi Daiza yang juga Konsul Kehormatan RI untuk Wallonia (Foto Istimewa)[/caption] Eric pun sangat bangga akan tugasnya sebagai Konsul Kehormatan (Konhor) Indonesia untuk wilayah Wallonia (komunitas masyarakat Belgia berbahasa Perancis). Dalam tugasnya itu, Eric telah membantu KBRI Brussel dalam membangun kerjasama dagang, investasi, pariwisata dan pendidikan antara Indonesia dan Wallonia.Pura Agung Shanti Buwana
Salah satu fitur menarik di Pairi Daiza adalah kehadiran pura hindu Bali di sana. Pura Agung Shanti Buwana menjadi tempat warga Hindu Bali di Eropa melakukan upacara-upacara keagamaan seperti Hari Raya Galungan, Kuningan atau Saraswati. Setelah selesai upacara keagamaan biasanya ada pertunjukan tari dan gamelan Bali yang menarik perhatian pengunjung Pairi Daiza. Apalagi, jika pertunjukannya berlangsung inter-aktif, dipandu oleh MC yang kocak dan fasih berbahasa Inggris dan Perancis, dimana para pengunjung pun diajari dan ikut menari Kecak. Dalam momen-momen seperti ini sangat terasa kehadiran "beautiful Bali" di Belgia. Ini sangat luar biasa, saya yakin pengalaman ini akan mendorong banyak pengunjung untuk tidak berhenti di Pairi Daiza tapi benar-benar pergi ke Bali sebagai turis. Selain Pura Agung Shanti Buwana, ada pula Kampung Nusa Tenggara Timur, Rumah Toraja, replika Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Sawah-sawah bersusun (terraced paddy fields) pun menambah indah suasana. Serta 2 gajah Indonesia yang dipinjamkan ke Pairi Daiza melalui kerjasama pengembang-biakan satwa langka (breeding loan program). Semua ini pada galibnya benar-benar menghadirkan "Wonderful Indonesia" di Pairi Daiza dan secara efektif ikut mendorong kunjungan wisatawan Eropa ke tanah air.Diplomasi Total
Duta Besar Indonesia telah menjalin kesepakatan dengan CEO Pairi Daiza Eric Domb. Kesepakatannya adalah untuk mengadakan Festival Indonesia setiap tahun di taman Pairi Pura Agung Shanti Buwana (kiri), Perayaan Hari Besar Hindu di Pura Agung Shanti Buwana, Pairi Daiza (kanan) Daiza. Biasanya, festival diselenggarakan pada akhir pekan (week-end) di bulan Juli, memanfaatkan membludaknya pengunjung Pairi Daiza pada musim panas. Sejatinya, masyarakat Indonesia di Belgia sangat membanggakan hati. Tidak saja kompak dan saling menghargai, warga kita pun sungguh sangat berbakat. Banyak kelompok seni dalam masyarakat kita seperti Kelompok gamelan Bali "Saling Asah" (juga mengikutsertakan warga asli Belgia), kelompok angklung Bhineka Seni, Band Nusantara dan juga Line Dance Dharma Wanita KBRI Brussel. Semua asset ini kita kerahkan untuk mengisi acara festival Indonesia di Pairi Daiza, dimana pejabat KBRI dan seluruh warga Indonesia bahu-membahu melaksanakan diplomasi total untuk mempromosikan citra baik negeri kita. Selain itu, ada juga dukungan dari para chef dan barista Indonesia yang bekerja di Belgia. Mereka pun aktif memperkenalkan kuliner Indonesia dan produk-produk kopi unggulan. Dalam 2 tahun terakhir, ada juga partisipasi dari Propinsi Sumatra Barat, Wali Kota Payakumbuh dan Wali Kota Banyuwangi yang mengirimkan misi kesenian ke Pairi Daiza untuk ikut menyemarakkan festival Indonesia di Pairi Daiza. Sangat menggembirakan, ribuan pengunjung Pairi Daiza baik yang datang dari Belgia atau pun dari negara-negara Eropa lainnya antusias mengikuti suguhan tari, lagu dan kesenian Indonesia yang dilengkapi pula dengan aneka makanan khas Nusantara seperti rendang, sate padang, soto padang, sate ayam dan kopi Indonesia.Upaya Lainnya
"Ada banyak jalan menuju Roma," begitu kata pepatah. Untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di Eropa, KBRI tidak hanya menggandeng Pairi Daiza, tapi juga melakukan langkah-langkah lainnya sebagai terobosan. KBRI selalu hadir dan mendukung misi promosi wisata Indonesia di berbagai ajang pameran besar di Belgia dan Luksemburg seperti Brussels Holiday Fair dan Vakanz. Berbagai misi famtrip ke Indonesia telah pula diselenggarakan KBRI dengan mengikutsertakan wakil-wakil biro perjalanan, wartawan TV, wartawan cetak dan bloggers. Keindahan Indonesia pun selalu dihadirkan melalui program pemutaran film untuk warga Belgia yang dilakukan secara berkala. Kecintaan pada Indonesia juga ditanamkan melalui kursus bahasa Indonesia untuk orang asing dengan keyakinan bahwa bahasa adalah pintu masuk untuk tumbuhnya simpati dan minat berkunjung ke Indonesia. Baru-baru ini, KBRI meresmikan Rumah Budaya Indonesia (RBI). Ini adalah satu langkah penting dan strategis. Melalui RBI direalisasikan berbagai program pengajaran gamelan, kulintang, angklung dan tarian Indonesia. Banyak siswa sekolah Belgia berkunjung ke RBI dan mendapatkan pengalaman berharga dan menyenangkan tentang Indonesia. KBRI pun memiliki program "RBI goes to schools", dimana tim kreatif KBRI aktif mendatangi berbagai sekolah dan meng-engage murid-murid SD dan SMP untuk menghadirkan keindahan Indonesia melalui presentasi video, program bermain dan kursus menari singkat. Program ini sering diacungi jempol. Anak-anak SD dan SMP itu, yang sejak dini mendapatkan info dan pengalaman yang menyenangkan tentang Indonesia, mudah-mudahan Homestaff KBRI Brussel di Rumah Budaya Indonesia Siswa Kelas V di kota Ronse belajar main angklung pada kegiatan RBI Goes to School satu hari kelak akan punya ketertarikan untuk belajar lebih banyak tentang Indonesia dan akhirnya berkunjung ke negeri kita. Ke depan, KBRI Brussel akan terus menggali langkah-langkah kreatif untuk memperkenalkan Indonesia secara efektif dan enjoyable pada publik di Belgia dan Luksemburg.Covid-19
Jack Ma, CEO perusahaan Ali Baba yang tersohor, mengatakan bahwa dalam era pandemi Covid 19 saat ini jangan pernah ada perusahaan berpikir tentang ekspansi, tetapi survival. Tantangan di depan sangat berat, sehingga kalau pun masih bisa bertahan hidup saja, itu pun sudah merupakan prestasi gemilang bagi setiap perusahaan. Sejatinya, hal yang sama dialami oleh Taman Pairi Daiza. Sejak Maret 2020, situasi lockdown di Eropa menyebabkan taman wisata ini sepi pengunjung. Pairi Daiza dikabarkan merugi €100 ribu setiap harinya untuk biaya pakan hewan, perawatan berbagai fasilitas yang ada, listrik dan biaya operasional lainnya. Sejauh ini kerugian sudah mencapai €30 juta. Untunglah sejak 18 Mei 2020 sudah mulai dilakukan relaksasi lockdown di Belgia. Saat ini, Taman Pairi Daiza sudah boleh dibuka kembali dan bisa didatangi pengunjung. Hal ini merupakan angin segar bagi Eric Domb dan taman Pairi Daiza yang dimilikinya. Di tengah-tengah situasi Covid 19 saat ini, KBRI Brussel pun memantau situasi di wilayah kerja dan terus menjalin kontak dengan para pemangku kepentingan industri wisata di Belgia dan Luksmburg. KBRI Brussel pasti bergerak cepat merebut peluang bisnis jika situasi kembali normal paska Covid 19. Penulis: Yuri O. Thamrin, Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa periode 2016-2020Baca Juga :