Demo Black Lives Matters Berlanjut di Berbagai Negara, Ini Updatenya

demo inggris
demo inggris (Foto : )
Demo Black Lives Matters tidak hanya terjadi di Amerika Serikat saja, tapi juga di berbagai negara lain
. Gelombang aksi Black Lives Matters,  demonstrasi yang menuntut keadilan atas kematian warga kulit hitam di Minneapolis, AS, George Floyd terus berlanjut di berbagai negara.  Berikut update-nya:

Perancis

Demonstrasi Black Lives Matters terus meluas ke berbagai kota lain di Perancis. Seperti di Kota Lyon, ribuan orang melakukan long march di jalan-jalan, Sabtu (6/6/2020). Dalam orasinya mereka menentang adanya kekerasan polisi dan aksi rasisme di Amerika Serikat. Dalam beberapa unjukrasa,  massa demonstran sempat bentrok dengan polisi setempat. [caption id="attachment_332885" align="alignnone" width="900"] Ribuan orang turun ke jalan-jalan Kota Lyon, Perancis (Foto: Reuters)[/caption]

Inggris

Demo Black Lives Matters di London, Inggris diwarnai bentrokan dengan polisi, Sabtu (6/6/2020). Bentrokan terjadi setelah massa yang berupaya merangsek maju, dihadang pagar betis polisi. Sempat terjadi dorong-dorongan antara polisi dengan massa di salah satu ruas jalan di pusat Kota London. Salah satu sasaran pendemo adalah di Downing Street, London, yang merupakan Kantor Perdana Menteri Inggris. Di lokasi tersebut, seorang pria Muslim membentangkan sajadah di tengah jalan, lalu duduk dan menggelar doa bersama. Sejumlah demonstran juga ikut duduk dan doa bersama. Aksi ini berjalan dengan damai. [caption id="attachment_332884" align="alignnone" width="900"] Seorang pria gelar sajadah dan menggelar doa bersama (Foto: Reuters)[/caption]

Australia

Puluhan ribu warga Australia turun ke jalan-jalan, Sabtu (6/6/2020), mendukung gerakan Black Lives Matters. Para demonstran berunjuk rasa di kota-kota besar seperti Sydney dan Melbourne dan di kota-kota kecil di seluruh negara itu. Aksi massa ini dilakukan setelah pengadilan membatalkan sebuah putusan yang menyatakan demo di Sydney itu ilegal atas pertimbangan kesehatan. Para peserta membawa poster-poster bertuliskan “Saya tak bisa bernapas,” salah satu kalimat terakhir yang diucapkan oleh George Floyd pada 25 Mei. Poster lain bertuliskan “Cerita sama, tanah berbeda,” merujuk pada rasisme sistemik di negara itu yang menyebabkan banyak kematian warga Aborigin Australia dan tingginya tingkat penahanan terhadap warga suku asli tersebut. Reuters, VOA Indonesia