“Kita bisa lihat apa yang terjadi, sudah waktunya untuk melakukan perubahan,” Penyanyi sensasional Lady Gaga bersuara keras mengkritik Presiden Amerika Serikat, Donald Trump serta menyuarakan anti rasisme terkait kematian pria kulit hitam George Floyd.
Lady Gaga meradang persoalan rasisme yang terjadi ratusan tahun di negara yang katanya kampiun demokrasi gagal tak mampu menyelesaikan akibat sistem korup yang dibangun negara. Lady Gaga menilai perlakuan rasisme tak akan berhenti jika sistem yang korup terus dipelihara demi melanggengkan kekuasaan semata.
“Saya sangat marah akan kematian George Floyd, sudah terlalu banyak kematian orang kulit hitam selama ratusan tahun di negara ini akibat rasisme dan sistem korup yang mendukungnya,” tulis Lady Gaga dikutip antvklik di Instagram pada Rabu, (3/6/2020). Lady Gaga sudah kehilangan asa bahkan menganggap protes apapun yang dilakukan tak akan menolong dengan para pemimpin yang tak bisa melindungi warga bangsanya sendiri.
“Dan tidak perduli apa yang dilakukan mereka untuk memprotes, mereka tetap tak mendapat belas kasihan dari para pemimpin yang mereka harapkan bisa melindungi mereka,” sambungnya. Bahkan Lady Gaga mengecam para pemimpin negeri yang telah lama membungkam aspirasi warga kulit hitam dalam menyuarakan keadilan dan persamaan hak yang sama sebagai warganegara Amerika.
“Suara komunitas kulit hitam telah dibungkam terlalu lama, keheningan itu sudah terbukti berkali-kali mematikan,” kritiknya keras. Selain itu dengan lantang Lady Gaga mengatakan masih banyak orang Amerika yang berlaku rasis terhadap kulit berwarna yang selama ini dirasakannya. “Setiap hari, orang di Amerika rasis, itu fakta,” ketus Lady Gaga berapi-api.
Tak heran, sorotan dirinya terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump dinilainya gagal menjadi seorang pemimpin yang melindungi warganya. “Kita bisa lihat apa yang terjadi, sudah waktunya untuk melakukan perubahan,” kata Lady Gaga bersuara lantang. Seperti diketahui, kasus George Floyd bermula saat dirinya diamankan polisi atas dugaan belanja dengan uang palsu.
George ditangkap namun tindakan salah satu petugas, Derek Chauvin diluar batas. Derek Chauvin menggunakan lututnya menekan leher George saat menguncinya menghadap tanah. Selama delapan menit Cauvin melakukan aksi tersebut membuat George Floyd tak bernafas meregang nyawa. Derek Chauvin berdalih mengatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan agar George Floyd tidak melakukan perlawanan terhadap petugas.