Khataman dan tarawih bersama menjadi pemandangan biasa di Wisma Indonesia di wilayah Otorita Gaza, Palestina. Di antara mereka terdapat 31 relawan Mer-C, organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak di bidang medis. Para erlawan bertugas sebagai tim konstruksi pembangunan Rumah Sakit Indonesia tahap dua. Tadarus bersama di Wisma Indonesia, Gaza Palestina Sama seperti warga Gaza lainnya, para relawan ini tidak bisa keluar dari wisma kecuali ke lokasi proyek.
Ini karena adanya perintah dari otoritas setempat untuk tinggal di rumah selama pandemi corona. "Kegiatan ibadahnya di wisma. Tapi tetap kegiatannya luar biasa padatnya. Satu hari itu 3 juz ya. Diharapkan selama Ramadan ini bisa 3 kali katam ya," kata Edy Wahyudi, relawan Mer-C yang menjadi Kepala Proyek Pembangunan RS Indonesia - Gaza.
Selama bekerja, protokol kesehatan tetap dijalankan dengan ketat. Bahkan, saat pulang, setiap relawan harus disemprot disinfektan sebelum masuk wisma. Relawan disemprot sebelum masuk Wisma Indonesia (Foto: Mer-C)[/caption] Gaza yang memiliki populasi penduduk 2 juta jiwa, mencatat kasus pertama Covid-19 pada pertengahan Maret lalu.
Berkat penerapan protokol kesehatan yang ketat, hingga kini hanya ada 20 kasus corona di Gaza dan semuanya sudah sembuh. Karena itu, sejak pertengahan Ramadan, otoritas setempat sudah membuka kembali masjid untuk salat tarawih dan salat Idul Fitri. Petugas menyemprot disinfektan di sebuah pasar di Gaza
Ikan Melimpah
Sementara soal persediaan logistik selama pandemi corona dan blokade Israel, para relawan mengaku tidak pernah kekurangan. "Memang negeri yang diberkahi ya, Di sini saya tercengang, walau Israel memblokade laut ya hanya 1,5 mil dan 3 mil dan sebagainya, ikan-ikan besar itu ada.
Secara logika tidak memungkinan dapat ikan-ikan besar di 3 mil (laut)," kata Edy. Para relawan ini juga menyediakan makanan bagi para pasien dan mereka yang bertugas di rumah sakit. Selain itu disiapkan pula 1.000 paket sembako yang dibagikan secara bertahap hingga minggu terakhir Ramadan.