Dampak Wabah Covid-19, Tingkat Pengangguran di Banten Tinggi

PENGANGGURAN MENINGKAT DIBANTEN
PENGANGGURAN MENINGKAT DIBANTEN (Foto : )
Penggangguran di provinsi Banten, tinggi imbas covid-19 selama pandemi pengangguran bertambah menjadi 23 ribu jiwa. Hal ini, di sebabkan karena banyak industri yang gulung tikar serta pindah ke luar daerah, akibat upah minimum provinsi UMP di daerah terlalu tinggi, sehingga pelaku usaha lebih memilih pindah ke daerah Jawa  dengan upah yang lebih rendah.
Tingkat pengangguran di Banten, tertinggi se-Indonesia atau 8,1 persen, awal mula pandemi covid-19 mewabah  di negeri China, pada Januari tahun 2020 sudah sangat berdampak terhadap industry, dan tenaga kerja kondisi ini diperparah dengan virus corona, yang melanda tanah jawara yang hingga kini belum menunjukan perbaikan.Akibatnya, sejumlah perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja namun, sebagian perusahaan pindah daerah karena tak mampu membayar upah para pekerja di Banten yang terlalu tinggi.Sebelum masa pandemi covid-19, angka penggangguran di tanah jawara tahun 2019 hanya 465 ribu jiwa. Namun, kini pada bulan Mei tahun 2020 menjadi 489 ribu, hal ini diperparah dengan kondisi lowongan kerja yang semakin sulit sehingga, semakin menambah tingkat pengangguran di daerah ini.Bidang statistik BPS provinsi Banten, Heri Purnomo mengatakan, pengangguran pada tahun 2020 di masa pandemi covid-19, bertambah sebanyak 23 ribu jiwa atau 8,1 persen, adapun yang terendah merupakan Bali 1,23 persen, hal ini menunjukan daerah ini  kembali menjadi juara pengangguran di Indonesia.Penggangguran pada saat ini ialah banyaknya  orang yang mencari kerja tetapi, lowongan kerja yang tersedia sangat terbatas sehingga, jika pandemi ini tidak berakhir maka, kemungkinan besar jumlah pengangguran akan terus bertambah seiring dengan perusahaan yang terdampak. Siti Marufah | Serang, Banten