Meski terjadi lonjakan kasus yang cukup signifikan, Walikota Semarang Hendrar Prihadi belum mengajukan penerapan PSBB. Walikota lebih memilih gerakan "Jogo Tonggo" untuk menahan laju penularan COVID-19 di wilayahnya. Nantinya gerakan yang berbasis tiap RW itu bakal mendapat support dari 48 tim patroli gabungan di pos pantau Jogo Tonggo.
Saat ini jumlah kasus COVID-19 di Kota Semarang merupakan yang terbesar di Jawa Tengah. Hendi, sapaan walikota Semarang mengatakan saat ini total pasien terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 148.Menyikapi perkembangan yang signifikan tersebut Hendi mengatakan intensif berkonsultasi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, kaitannya apakah akan diberlakukan PSBB atau tidak. Salah satu hasil konsultasi itu adalah pilihan memberlakukan Jogo Tonggo, yakni pembatasan sosial non PSBB."Sudah kami rapatkan Perwalkot pembatasan wilayah non PSBB yaitu dengan model Jogo Tonggo. Hari Senin gerakan itu kita berlakukan. Dasarnya semangat kondisi tanggap bencana, yang nanti akan mengatur tempat kerja, usaha, pendidikan dan kegiatan masyarakat," kata Hendi usai mengikuti rapat bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta bupati dan walikota di Semarang Raya, Jumat (24/4/2020).Dengan pemberlakuan Jogo Tonggo, Hendi menjelaskan di tingkat kelurahan dipersilakan melakukan karantina wilayah dengan portal, kalau tidak ada dari bambu atau apa saja."Saat ini kami juga sudah melaksanakan sistem lumbung pangan kelurahan, meskipun basis kegiatannya ada di tingkat RW. Tapi ini sudah ready," katanya.Pemberlakuan Jogo Tonggo tersebut nantinya bakal mendapat support penuh dengan keberadaan pos pantau. Total ada 16 pos pantau yang disiapkan Pemkot Semarang. Di mana setiap satu pos pantau akan dijaga oleh tiga tim."Kita menaruh 16 pos pantau, 8 pos ditaruh di perbatasan dengan wilayah lain, 8 pos pantau di kota. Yang setiap pos pantau ada tiga tim patroli. Anggotanya TNI Polri, dishub, Satpol-PP dan tenaga kesehatan. Total ada 48 tim patroli," katanya.Hendi mengatakan Jogo Tonggo tersebut bakal mulai diberlakukan pada Senin (27/4/2020) lusa. Sementara Sabtu dan Minggu besok dimanfaatkan untuk persiapan dan sosialisasi ke masyarakat. Hendi berharap dengan cara tersebut penurunan kasus COVID-19 di Semarang bisa menurun."Pergerakan di Semarang tidak pernah ada berita klaim penurunan. Mudah-mudahan dengan banyaknya tim dan pos pantau, angka COVID-19 di Semarang bisa menurun," katanya. Teguh Joko Sutrisno | Semarang, Jawa Tengah
Baca Juga :