Ketua Umum PB PRSI, Anindya Bakrie memprakarsai acara mengenang almarhum Lukman Niode dengan menggelar diskusi online di tengah pandemi virus corona.
Dunia akuatik baru saja kehilangan legenda renang terbaik yakni Lukman Niode, semifinal Olimpiade 1984 Los Angeles, Amerika Serikat.Almarhum Lukman Niode meninggal di usia 56 tahun, pada 17 April 2020 lalu.Lukman merupakan salah satu atlet renang terbaik yang dimiliki Indonesia, serta aktif di berbagai organisasi olahraga.Segudang prestasi berhasil diukirnya mulai dari PON, SEA Games, Asian Games hingga Olimpiade.Untuk mengenang teladan Lukman Niode, Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia atau PB PRSI menggelar diskusi online bertajuk "Tribute to Lukman Niode, A Legacy to Continue".Diskusi online ditengah wabah pandemi virus corona ini akan menggunakan aplikasi zoom meeting dan akan disiarkan langsung di berbagai platform media digital seperti akun youtube PB PRSI yakni www.youtube.com/renangindonesia. Selain itu juga disiarkan langsung youtube ANTV Sports Official, tvOneNews, tvOneconnect dan viva serta vlix.id.
"Acara ini selain untuk mengenang prestasi dan dedikasi Almarhum sebagai pahlawan olahraga yang telah membawa nama harum Indonesia, juga untuk memberikan inspirasi kepada atlet-atlet muda dan orang tua atlet untuk bisa mengikuti jejak almarhum sebagai atlet berprestasi sampai tingkat Asia bahkan dunia. Diharapkan nantinya legacy dan cita-cita Almarhum untuk memajukan olahraga Indonesia bisa dilanjutkan oleh para generasi muda penerusnya," jelas Anin.Lukman Niode, lahir 26 Oktober 1953 lahir dari pasangan M.Niode dan J.Niode. Luki - panggilan akrabnya - mulai belajar renang di klub Tirta Kencana Jakarta.Namanya jadi pusat perhatian di tahun 1977 saat memborong 10 emas PON 1977 dan juga mempersembahkan 2 emas di SEA Games 1977. Almarhum dikenal sebagai rajanya nomor gaya punggung.Selanjutnya Luki tidak pernah absen menyumbang emas di PON dan SEA Games selanjutnya.Saat SEA Games 1983, Luki meraih emas sekaligus memecahkan rekor Asia nomor 100 meter gaya punggung dengan catatan 59,72 detik atau melampaui rekor Asian Games 1982 yakni 59,91 detik.Ini juga yang membawa Luki lolos ke multi event tertinggi di dunia yakni Olimpiade 1984 Los Angeles. di Olimpiade Luki sampai babak semifinal.https://www.instagram.com/p/B_PK9w4A4iZ/?igshid=17t14tup6o00vDalam diskusi online turut hadir Idrus Niode (kakak almarhum), lalu ada sahabat-sahabat Luki sewaktu masa kecil dan jadi atlet diantaranya Ronny Suwito, Johny Item, Wirmandi Sugriat, Richard Sambera, Sabeni Sudiono, serta atlet nasional saat ini seperti Siman Sudartawa. Juga ada pesaing dari luar negeri saat menjadi atlet yakni David Lim dan Ang Peng Siong dari Singapura.Dipandu moderator Wisnu Wardhana dan Zoraya Perucha juga akan hadir para pengurus bebeapa organisasi, seperti Ketum PB PRSI Anindya Bakrie, Menpora Zainudin Amali, Ketum KONI Pusat Marciano Norman, Ketua NOC Raja Sapta Oktohari, mantan Ketum PB PRSI seperti Sandiaga Uno, Rahardi Ramelan dan juga Purnomo Yusgiantoro. Juga hadir wartawan senior Mahfudin Nigara.Dalam diskusi ini juga akan ada beberapa kuiz menarik."Rencana diskusi online ini akan dimulai Kamis 23 April 2020 pukul 09.00 WIB. Banyak hal yang kita bisa pelajari dari keberhasilan Luki sebagai atlet. Akan banyak testimoni dari sahabat-sahabat almarhum yang tahu betul dedikasi dan semangat almarhum. Ini kita bisa contoh dan teladani dari perjuangan Luki," ucap Anindya Bakrie, Ketua Umum PB PRSI.
Baca Juga :