Perjuangan Ir. Soeratin Sosrosoegondo untuk Sepak bola Indonesia. Soeratin berhasil mendirikan PSSI sekaligus dipercaya untuk menjadi Ketua Umum PSSI yang pertama 19 April 1930.
Hari ini, tanggal 19 April 2020, PSSI merayakan hari jadi yang ke-90 tahun. Merefleksi perjalanan organisasi ini tentu kita akan selalu mengenang perjuangan Ir. Soeratin Sosrosoegondo. Dialah tokoh yang merupakan pendiri sekaligus ketua umum PSSI yang pertama.Ir. Soeratin Sosrosoegondo menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Saat dia kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta.Di sana dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi, didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, dia kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut. Perjuangan Untuk Mendirikan PSSI Setelah berhenti dari Sizten en Lausada, Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, dia menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda).[caption id="attachment_309985" align="alignnone" width="900"]
PSSI didirikan oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo pada tanggal 19 April 1930 dengan tujuan utama PSSI sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia. Hari ini Mingggu 19 April 2020 bertepatan dnegan Hari Ulang Tahun PSSI ke-90. (Foto : PSSI)[/caption]Ir. Soeratin Sosrosoegondo melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda. Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung.Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional.Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno).Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda Magelang.Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM - Persatuan sepak bola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB - Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM - Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB - Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Pada saat itu, rapat demi rapat dilakukan malam hari, demi menghindari incaran polisi Belanda agar pertemuan tersebut tidak ditetapkan sebagai gerakan politik.
Baca Juga :