Kisah Pemudik dari Italia Diganggu Hantu Saat Menjalani Karantina Sendirian di Jombang

Kisah Pemudik dari Italia Diganggu Hantu Saat Menjalani Karantina Sendirian di Jombang
Kisah Pemudik dari Italia Diganggu Hantu Saat Menjalani Karantina Sendirian di Jombang (Foto : )
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang mudik dari Italia, kabur dari tempat karantina di Jombang, Jawa Timur. Ia kabur karena alasan diganggu hantu selama menjalani masa karantina sendirian.
Seperti di desa-desa lain di Jombang, Jawa Timur, terdapat satu Posko Terpadu Covid-19 yang ditempatkan di Gedung Sekolah Dasar. Satu di antaranya yakni Posko Terpadu Covid-19 di SDN Rejoagung,  Kecamatan Ploso, Jombang, Jawa Timur. Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah) yang dijadikan tempat karantina bagi Orang Dalam Pemantauan (ODP), kini kosong. Sebelumnya, salah satu ruang karantina itu ditempati oleh seorang pemudik dari Italia bernama Gerry Prasetyo (27). Namun memasuki hari keempat, pria yang berprofesi sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di Italia, kabur dari tempat karantina tersebut. Gerry mengungkap, alasan kabur disebabkan selama menempati ruang karantina sering mengalami gangguan makhluk halus. Awalnya, ia tak menghiraukan gangguan hantu selama 2 hari menjalani masa karantina. Namun pada hari keempat, ganngguan mahluk halus semakin kuat hingga membuat dirinya tak kuat lagi berada di sana. “Malam itu, gangguannya sudah parah. Ruang sebelah itu kayak bangku jatuh semua. Terus kalau hewan atau apa kan nggak mungkin kalau meja itu didorong ke sana sini. Terus genting yang (di bawahnya) aku tiduri kayak dilempari. Banyak orang di sudut pohon pisang (luar ruangan). Nah di situ, biasa ada orang kayak jalan keliling. Ada orang batuk, ada orang apa, pokoknya kayak gitu suaranya,” kisah Gerry [caption id="attachment_309419" align="alignnone" width="900"]
Kisah Pemudik dari Italia Diganggu Hantu Saat Karantina Sendirian di Jombang Gerry Prasetyo. (ANTV/Umar Sanusi).[/caption] Ia mengatakan, hal yang paling menakutkan bagi dirinya adalah ketika bangku-bangku sekolah pada berjatuhan. Sontak, ia langsung melaporkan kepada penjaga sekolah bernama Pak Bun, yang rumahnya berada di belakang ruang karantina tersebut. “Yang paling bikin saya langsung lapor ke Pak Bun ketika bangku-bangku itu pada berjatuhan. Kan, saya juga takut siapa tahu orang lain atau gimana karena saya sendiri. Jadi saya lari itu bukan kabur, saya kan juga takut, maksudnya, saya kasihan warga kalau memang saya terjangkit. Saya tuh lapor ke Pak Bun, tapi seakan nggak ada yang dengar padahal saya sudah teriak-teriak. Habis itu nggak ada orang,” tuturnya. “Kepada petugas (Posko Terpadu Covid-19), saya cuman minta keselamatan saya bagaimana, dirapatkan. Akhirnya bisa (karantina mandiri di rumahnya),” tambahnya. Sementara itu, seluruh desa di Jombang, Jawa Timur, kini siaga menyambut para pemudik dan pendatang, agar bersedia menjalani isolasi di Posko Terpadu Covid-19 yang disediakan. Ini menyusul terdapat 7 kasus positif covid-19, dimana 6 orang menjalani isolasi di RSUD Jombang dan 1 orang lagi isolasi di Rumah Sakit Adi Husada, Surabaya. Umar Sanusi, Jombang, Jawa Timur