Suara Dentuman di Tengah Wabah Covid-19 Apakah Tanda Kiamat Atau Rapuhnya Spiritual?

Suara Dentuman di Tengah Wabah Covid-19 Apakah Tanda Kiamat Atau Rapuhnya Spiritual (Foto Tangkap Layar Video YouTube ANTV NewsPlus)
Suara Dentuman di Tengah Wabah Covid-19 Apakah Tanda Kiamat Atau Rapuhnya Spiritual (Foto Tangkap Layar Video YouTube ANTV NewsPlus) (Foto : )
Suara dentuman di tengah wabah Covid-19 yang terjadi Sabtu (11/4/2020) dini hari, menambah terang wajah dunia yang terlihat sangat mengerikan saat ini karena menimbulkan berbagai perubahan.
Perubahan besar itu terjadi terhadap perilaku dan kebiasaan masyarakat dalam berspekulasi, rasa curiga, dan ketakutan-ketakutan. Salah satu spekulasi yang berkembang saat ini adalah kemunculan dajjal karena adanya suara dentuman itu. Sejatinya, banyak yang mengaitkan suara dentuman itu diduga berasal dari Anak Krakatau. Suara dentuman terdengar di berbagai daerah di Jabodeta (Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang) selama beberapa jam pada Jumat malam (10/4) malam sampai Sabtu (11/4) dini hari. Masyarakat yang mendengar dentuman membuat jagad Twitter heboh. Tagar
#dentuman menjadi trending topic selama beberapa jam. Lalu setelah tagar #dentuman heboh, tagar lainnya yang berkaitan ikut-ikutan heboh seperti tagar #krakatau dan #dajjal. Anak Krakatau dikira meletus, bukan meletus secara kaleng-kaleng melainkan meletus dahsyat. Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) buka suara atas spekulasi-spekulasi yang berkembang di masyarakat. Menurut PVMBG, Anak Krakatau hanya mengeluarkan semburan kecil bukan letusan eksplosif seperti yang beredar di masyarakat. Namanya juga semburan kecil maka dampaknya tidak sebegitu besar dengan letusan eksplosif. Jika letusan eksplosif besar benar-benar terjadi maka kemungkinan akan ada tsunami seperti yang terjadi tahun kemarin. Namun sampai sekarang belum ada kabar tsunami atau gempa besar di pesisir pantai sekitar Banten. Lalu kenapa dentuman Anak Krakatau itu dikaitkan dengan dajjal? Di sinilah letak kebingungannya. Masyarakat saat ini mudah sekali membuat spekulasi-spekulasi tak mendasar. Spekulasi itu muncul bersamaan dengan rasa takut masyarakat akan bencana virus corona Covid-19 yang belum ada tanda-tanda mereda. Bagi umat Islam, percaya akan datangnya dajjal di hari Kiamat adalah bagian dari iman. Dajjal akan muncul bersamaan dengan tanda-tanda kiamat besar lainnya seperti gunung-gunung di bumi yang meletus di mana-mana, suara sangkakala sangat keras yang ditiup malaikat Israfil, munculnya Yakjuj Makjuj dan tanda-tanda lainnya yang lebih mengerikan dari bencana virus corona. Tapi jika hanya percaya saja tanpa ada usaha untuk mencegahnya maka sama saja kita telah jauh dari keimanan itu sendiri. Ibarat kita percaya Tuhan tapi masih saja berbuat sesuatu yang dilarang Tuhan seperti berbohong, menimbun masker untuk kepentingan sendiri, membuat berita hoaks dan larangan-larangan lainnya. Di saat bencana wabah virus corona masih menjadi momok menakutkan, masyarakat justru menambah rasa ketakutan lainnya. Apa tidak cukup menakutkan virus corona bagi kita sehingga kita menginginkan ketakutan-ketakutan lainnya. Orang-orang lupa bahwa dajjal tidak akan muncul selama banyak nilai kebaikan dan nilai spiritual keagamaan di muka bumi. Tapi lihatlah saat ini, dari pada sibuk dengan spekulasi keluarnya dajjal dan menambah daftar ketakutan, lebih baik kita membenahi nilai spiritual kita yang semakin hari semakin pudar. Bagaimana tidak pudar, lihatlah orang-orang semakin menutup pintu hatinya. Mereka menolak jenazah pasien maupun ODP Covid-19. Lucunya, perawat yang merawat pasien Covid-19 pun ditolak jenazahnya sampai-sampai harus dikubur di tempat lain. Padahal perawat adalah orang yang paling berjasa sama seperti dokter dan tenaga medis lainnya dalam penangganan bencana menggerikan ini. Kalau tak ada mereka, apa yang akan terjadi dengan dunia? Tentu saja Covid-19 akan lebih mengerikan. Di sinilah letak betapa rapuhnya spiritual kita. Selain membutuhkan obat untuk meredakan bencana Corona, kita juga butuh obat spiritual atau hati kita. Bagaimana cara membuat obat spiritual ini? Sederhana saja sebenarnya, jangan membuat ketakutan-ketakutan lainnya apalagi ketakutan yang berkaitan dengan kiamat dan dajjal. Cukup kita di rumah saja dengan berdoa kepada Tuhan dan yang terpenting rasa kemanusiaan plus kepedulian kita antar sesama. Percuma saja jika kita sudah berdoa tapi rasa kemanusiaan dan kepedulian kita sudah hilang. Jika sudah begini keadaannya dajjal justru semakin tak sabar untuk keluar. Bukan karena virus Corona melainkan karena perliku masyarakat yang semakin jauh dari nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai kebaikan kepada sesama. Sejatinya, jika membaca dari situs https://www.usgs.gov/, situs US Geological Survey disebutkan laporan suara dentuman yang tidak dikenal telah muncul dari berbagai tempat di seluruh dunia selama ratusan tahun. Dan meskipun banyak dari cerita dentuman itu tetap menjadi misteri, namun ada yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Sebagian besar dentuman yang didengar atau dialami orang adalah hasil dari aktivitas manusia, seperti ledakan, kendaraan besar yang lewat, konstruksi di dekatnya, atau kadang-kadang ledakan sonik. Tetapi ada banyak laporan tentang suara dentuman yang tidak dapat dijelaskan oleh manusia, karena bukan bersumber dari buatan. Beberapa dari ledakan itu dikaitkan dengan berbagai fenomena alam yang menarik, termasuk gempa bumi. Seperti halnya yang terjadi pada Sabtu (11/4/2020) dini hari. Di Amerika Serikat, sebagian besar laporan tentang ledakan misterius datang dari Timur Laut dan sepanjang Pantai Timur, tetapi ada juga pengamatan di sepanjang Pantai Barat. Suara dentuman yang ada di Pantai Timur, belum secara langsung dipelajari dan dijelaskan, tetapi dapat disimpulkan dari pengamatan dan pengukuran di lokasi Pantai Barat, setidaknya beberapa ledakan Pantai Timur dikaitkan dengan gempa bumi yang sangat kecil. Gempa dangkal kecil terkadang menghasilkan suara gemuruh atau ledakan yang dapat didengar oleh orang-orang yang sangat dekat dengannya. Getaran frekuensi tinggi dari gempa dangkal menghasilkan suara dentuman; ketika gempa bumi lebih dalam, getaran itu tidak pernah mencapai permukaan. Kadang-kadang gempa bumi membuat suara dentuman bahkan ketika tidak ada getaran yang dirasakan. Kondisi ini mirip yang terjadi dengan erupsi Gunung Anak Krakatau, yang bahkan dalam situs BMKG.go.id pun tidak mencatat adanya kegempaan disaat terjadinya erupsi. Gempa yang terjadi di sekitar Gunung Anak Krakatau, dirasakan dengan magnetudo 3,4 terjadi di 41 km tenggara Lebak, Banten pada pukul 07:51:01 WIB. Sementara situs http://www.seismosoc.org/ juga memuat tentang fenomena suara dentuman yang terjadi di pesisir North Carolina, Amerika. Penduduk pesisir North Carolina kadang-kadang disuguhi deretan suara ledakan yang tidak diketahui asalnya. Suara-suara itu sering kali cukup energik untuk mengguncang jendela dan pintu. Urutan terakhir terjadi pada awal Januari 2011, yang terjadi selama cuaca cerah tanpa bukti badai guntur lokal. Pertanyaan dilontarkan oleh seorang reporter lokal (Colin Hackman dari afiliasi NBC WETC di Wilmington, North Carolina, komunikasi pribadi 2011), tampaknya menghilangkan sumber antropogenik yang umum seperti ledakan sonik atau ledakan tambang. Jadi pertanyaan yang sering diajukan, “Apa yang membuat suara-suara dentuman ini?” tetap saja tidak menemukan jawaban yang pasti. Fenomena ini hampir tidak unik bagi penduduk di North Carolina atau jaman industri modern. Penduduk di sekitar Danau Seneca di Pegunungan Catskill New York, telah lama dikenal bunyi mirip dentuman sebagai “senjata Seneca” (sebuah istilah yang juga umum di seluruh wilayah pesisir Carolina). Nama ini telah dikaitkan dengan berbagai bagian pada cerita pendek Washington Irving “Rip Van Winkle” (1819) yang menggambarkan hantu kru Henry Hudson bermain sembilan pin di Pegunungan Catskill, atau ke cerita pendek “The Lake Gun” oleh James Fenimore Cooper (1851). Di tempat lain, suara-suara seperti itu dikenal dengan berbagai nama termasuk “pembajak kabut” (belch fog) di pesisir Belgia, “senjata Bansal” di delta Gangga dan Teluk Bengal, “brontidi” (seperti guntur) di Apennines Italia ( Gold and Sorter 1979), dan “yan” oleh orang-orang Harami di Shikoku, Jepang. Penjelasan yang diajukan untuk suara dentuman alami yang tidak memiliki sumber proksimal yang jelas bervariasi dan imajinatif. Namun, tampaknya penjelasan yang lebih masuk akal terkait lumpur vulkanik dan / atau ventilasi gas; tsunami atau gelombang besar yang digerakkan badai; meteor; pasir booming; semburan batu; gempa bumi lokal; dan guntur yang jauh. Sura guntur yang jauh ini, adalah sumber suara dentuman yang terdokumentasi dan paling baik dipahami. Menghubungkan suara ke sumber, bisa jadi menantang penjelasan hukum ilmu pengetahuan yang diketahui saat ini, karena berbagai alasan. Namun, penjelasan keilmuan yang bisa memuaskan diantaranya, di bawah kondisi angin yang tepat dan profil termal (kepadatan) atmosfer, misalnya, komponen frekuensi rendah dari suara dentuman, dapat merambat sebagai gelombang yang dipandu untuk jarak yang jauh di luar jangkauan sumber yang terlihat. Catatan Suara Dentuman di Berbagai Tempat 1) A.S. Timur Istilah “Seneca Guns” biasanya digunakan untuk ledakan yang didengar penduduk di dekat Danau Seneca di wilayah Finger Lakes, New York. Nama ini juga telah diterapkan pada suara yang serupa di sepanjang pantai North Carolina, South Carolina, dan Virginia (kemungkinan asal istilah ini). Gempa 1886 Charleston, South Carolina (sekitar M6.9) disertai dengan suara ledakan yang didokumentasikan dengan baik. Pengamatan menggambarkan suara menderu yang terdengar saat gelombang seismik bergulir di seluruh wilayah. Selama beberapa minggu setelah Gempa Charleston, ada banyak gempa susulan yang dilaporkan disertai dengan “ledakan keras”. 2) Midwestern A.S. Ada kisah-kisah tentang bunyi seperti “artileri” yang dikatakan telah terjadi sebelum atau selama gempa bumi New Madrid tahun 1811-1812 (M 7.4-7.9). Laporan dentuman di seluruh Midwest sering bertepatan dengan suhu rendah -20 F atau lebih dingin dan kadang-kadang digambarkan sebagai “gempa es” atau “gempa es”. Gempa es adalah hasil dari pembekuan air tanah dangkal, meluas, dan kemudian menyebabkan batu dan tanah beku di sekitarnya retak. Peristiwa ini tidak direkam pada seismograf. Penjelasan lain untuk dentuman ini selama cuaca dingin adalah ekspansi dan kontraksi rumah dan struktur lainnya karena suhu ekstrem. 3) A.S. Barat Pada tahun 2001, serangkaian gempa bumi kecil disertai dengan dentuman suara mengejutkan Kota Spokane. Lokasi dangkal gempa bumi di Spokane (kadang-kadang hanya 1-3 km) mungkin berkontribusi terhadap semua kebisingan yang didengar oleh penduduk. Pada tahun 1989, seismolog USGS yang bekerja di Mammoth Mountain di California mendengar suara ledakan yang meredam, tetapi tidak merasakan getaran. Seismograf menunjukkan bahwa beberapa gempa bumi kecil dan dangkal (kurang dari 2) terjadi pada waktu yang bersamaan. Sekelompok ilmuwan USGS lain mendengar suara gemuruh rendah dan merasa gemetar ketika mereka memasang stasiun seismik di Imperial Valley, CA saat terjadi gempa bumi. Selama gempa bumi San Francisco 1906 (M 7.9), banyak warga negara mendeskripsikan bunyi dari semua jenis, dari “mengaum” hingga “bergegas”. 3) Eropa dan Inggris Laporan sejarah tentang bunyi gempa bumi di Eropa juga terjadi, termasuk adanya anekdot sejak 1857 dari gempa M 6.9 di Italia. Suara-suara dari gempa itu digambarkan sebagai “ledakan” dan “bergegas dan bergulir” yang diungkapkan oleh sejumlah saksi. Suara dentuman dari gempa bumi kecil sampai sedang terjadi di Inggris dari tahun 1880 hingga 1916, catatannya dikumpulkan dalam publikasi pada tahun 1938. Pengamatan meliputi deskripsi dentuman, angin bertiup, suara teredam, dan “parit besar partridge di sayap”, menurut satu laporan. 4) Indonesia Hingga dini hari pada Sabtu (11/4/2020), suara dentuman itu baru dilaporkan warga terdengar di Jakarta dan sekitarnya. Sebelumnya, sejauh pencarian yang dilakukan tentang fenomena suara dentuman ini di Indonesia, tampaknya belum pernah terjadi sebelumnya. Terlepas dari analisa logis maupun keyakinan, tentunya bagi umat Islam khususnya akan teringat sebuah Hadits yang intinya menceritakan tentang isi dari Neraka bahwa di Neraka Jahannam terdapat sumur dan jurang. yang kedalamannya sebagaimana digambarkan Rasulullah SAW, Seorang sahabat bernama Abu Hurairah bercerita, pada suatu hari kami bersama Rasulullah SAW. Lantas kami mendengar suara benda jatuh. Rasulullah SAW bertanya, tahukah kalian, suara apakah itu? Kami menjawab, Allah SWT dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Rasulullah SAW bersabda, itu adalah suara batu yang dikirim dari Neraka Jahannam sejak 70 tahun yang lalu. Sekarang baru sampai ke dasar neraka.Referensi:Dentuman Misterius Itu Suara Apa?Covid-19, Dentuman, Kiamat, dan Rapuhnya Spiritual Kita