Tempat wisata Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah, ditutup semenjak wabah virus corona (covid-19). Lawang Sewu yang sebelumnya ramai, kini seperti kesepian, lengang dan senyap
Tak bisa dipungkiri, Lawang Sewu sudah menjadi ikon wisata di Kota Semarang. Jumlah pengunjungnya termasuk sangat tinggi. Pada Februari 2020 lalu saja, menurut data dari pengelola, ada 94 ribu wisatawan yang datang.
Namun semenjak wabah corona merebak, Lawang Sewu pun ditutup. Tak ada yang boleh masuk kecuali petugas dan pihak yang punya kepentingan dinas. Lawang Sewu yang sebelumnya ramai, kini seperti kesepian, lengang dan senyap.
Kebijakan pemerintah, stay at home, work from home dan belajar di rumah serta melarang adanya kerumunan, sudah pasti membuat obyek wisata tidak buka. Kalau buka, itu sama saja mengundang orang berkumpul. Artinya, membuka potensi penyebaran covid-19.
Seperti diutarakan Manager Historical Building and Museum PT. KA Wisata Trisna Cahyani, yang mengelola Lawang Sewu. Penutupan total sudah dilakukan sejak 16 Maret lalu dan hingga saat ini masih tidak menerima kunjungan wisatawan.
"Kami belum bisa memperkirakan ya sampai kapan penutupannya, karena ini langsung perintah dari direksi PT. KAI. Tapi sepertinya mengikuti pemerintah ya, sampai akhir Mei, sambil nanti kita review lagi mengikuti perkembangan situasi," katanya di Semarang, Jumat (10/4/2020).
Dijelaskan Trisna, dari sisi pemasukan, jelas berpengaruh karena sejak awal tahun 2020, kunjungan wisatawan ke Lawang Sewu ada tren kenaikan. Meski Februari-Mei 2020 termasuk low session, namun dibanding tahun lalu, ada kenaikan yang cukup lumayan. Lalu sekarang harus tutup sehingga potensi pendapatan yang hilang juga cukup besar.
"Secara kunjungan hingga pertengahan Maret masih sangat bagus. Bahkan bulan sebelumnya yaitu Februari wisatawannya nyaris 100 ribu. Namun justru karena arus wisatawan yang tinggi ini punya potensi kerumunan, kami sebagai pengelola punya tanggung jawab terhadap kesehatan dan keamanan baik bagi petugas maupun wisatawan, sehingga memutuskan tutup sementara untuk memutus penyebaran covid-19," ungkapnya.
Jika penutupan ini berlangsung sampai akhir Mei, lanjutnya, memang ada potensi pemasukan yang hilang. Perkiraannya sebesar Rp1 miliar lebih dari tiket wisatawan.
Namun, keselamatan umum jelas tetap jadi prioritas utama. Apalagi, situasi saat ini sulit mendapatkan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker dan hand sanitizer.
Untuk mengisi kekosongan kunjungan, kini pengelola lawang sewu fokus pada beberapa pembenahan yang memang sebelumnya sedang dilakukan.
"Jadi kami melakukan penataan ulang semuanya, termasuk stock opname, dan ada juga penyemprotan diinfektan bantuan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang," tuntasnya.
Penutupan Lawang Sewu ini juga berdampak bagi pelaku usaha wisata. Salah satunya adalah jasa pemandu wisata. Seperti yang diceritakan Ramli, 28 tahun, yang rutin memandu wisata di Kota Semarang termasuk di obyek wisata Lawang Sewu.
Menurutnya, dampaknya, ia dan dan teman-teman pemandu berhenti total dari kegiatan wisata, karena semua destinasi juga ditutup.
"Stop dulu ya. Karena sejak adanya covid-19, semua rombongan yang telah memesan jasa guide juga cancel semua. Ya kita tak bisa berbuat banyak, memang kondisinya lagi begini," jelasnya.
Tanpa kegiatan memandu wisata, jelas pendapatan berkurang. Ramli dan teman-teman seprofesi, kini harus fokus usaha di bidang lain. Ia berjualan sembako pesan antar yang kini sedang dibutuhkan masyarakat akibat kebijakan stay at home, work from home dan belajar di rumah saat pandemi covid-19.
Teguh Joko Sutrisno | Semarang, Jawa Tengah
Baca Juga :