Bahrain Gunakan Hydroxychloroquine untuk Obati COVID-19, Hasilnya, 190 Pasien Sembuh

Bahrain Gunakan Hydroxychloroquine untuk Obati COVID-19, Hasilnya, 190 Pasien Sembuh (Foto Kolase)
Bahrain Gunakan Hydroxychloroquine untuk Obati COVID-19, Hasilnya, 190 Pasien Sembuh (Foto Kolase) (Foto : )
Bahrain menjadi negara pertama yang menggunakan hydroxychloroquine untuk obati covid-19 atau virus corona di negaranya. Hal itu disampaikan oleh Ketua Dewan Kesehatan Tinggi Bahrain, Mohamed bin Abdullah Al Khalifa.
Hydroxychloroquine tercatat memiliki efek samping dalam ketika digunakan untuk mengobati gejala yang ada di virus corona. Bahrain mulai menggunakan obat tersebut pada 26 Februari, setelah Bahrain mengkonfirmasi kasus pertamanya pada 24 Februari. Dilansir dari Al-Arabiya, Kementerian Kesehatan Bahrain mencatat ada 225 kasus virus corona aktif, 4 kematian, dan 190 dinyatakan sembuh pada Rabu (25/3/2020). Hydroxychloroquine adalah obat anti-malaria dan anti-inflamasi yang digunakan untuk mengobati gangguan auto-imun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis. Hydroxychloroquine adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan menangani penyakit malaria. Malaria merupakan penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang membawa parasit, seperti Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, Plasmodium vivax, atau Plasmodium falciparum.
Akan tetapi, obat ini tidak bisa digunakan untuk jenis malaria tertentu, yang sudah kebal terhadap chloroquine. Selain itu, hydroxychloroquine juga digunakan untuk menangani penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh atau autoimun, seperti lupus atau peradangan sendi (rheumatoid arthritis). Penggunaan hydroxychloroquine untuk menangani kedua kondisi ini merupakan langkah alternatif, apabila pengobatan utama yang sudah dilakukan sebelumnya tidak berhasil. Sebagai obat antimalaria, hydroxychloroquine bekerja dengan cara mematikan parasit penyebab malaria. Sementara itu, untuk menangani radang sendi atau lupus, cara kerja obat ini adalah dengan memengaruhi sistem imun penderita Namun, obat tersebut sudah dicoba beberapa kali atas keberhasilannya terhadap penyakit yang disebabkan karena virus corona (covid-19). Bahrain mempercayai obat tersebut karena saat ini belum ada vaksin yang disetujui untuk mengobati penyakit pernapasan menular.